Doa yang Membinasakan
Asianmuslim.com - Mungkin kita pernah mendengar ungkapan bahwa ucapan itu adalah doa. Terlebih jika ucapan itu keluar dari lisan orang tua, baik dari lisan ayah maupun lisan ibu. Kiranya hal tersebut ada benarnya, karena sering kali kita jumpai di masyarakat, anak-anak yang sukses ataupun sengsara di kehidupannya bisa jadi diakibatkan oleh ucapan orang tuanya.
Maka dalam hal ini Islam sangat melarang orang tua melaknat ataupun mendoakan keburukan untuk anaknya, khususnya saat dalam kondisi marah. Boleh jadi, orang tua tidak tahu ucapan atau doa mereka bertepatan dengan waktu yang mustajab, maka penyesalan tinggalah penyesalan. Karena itu, duhai para orang tua, tahanlah amarah pada anakmu!
Hawa nafsu harus dilawan, sehingga kita bisa mendoakan kebaikan, bukan keburukan. Berilah kabar gembira dengan kebaikan, harus (ditangani) dengan kesabaran, menahan amarah, sehingga doa (yang keluar dari lisan kita) adalah doa yang baik, bukan doa keburukan.
Kisah Az-Zamakhsyari, seorang cendekiawan muslim berdarah Iran, hendaklah menjadi pelajaran. Ia adalah seorang yg buntung kakinya. Suatu ketika beliau ditanya mengenai hal tersebut, dan ia menjawab, “Ini adalah karena doa ibuku! Dahulu saat aku kecil, aku pernah menangkap seekor burung, lalu kuikat kakinya dengan tali, kemudian kutarik burung itu dan patahlah kakinya!
Ibu sangat terluka dengan kejadian itu dan dia berkata, “Semoga Allah patahkan kakimu sebagaimana kau patahkan kaki burung itu!”. Saat aku beranjak dewasa, aku bersafar ke Bukhara untuk menuntut ilmu, aku jatuh dari tungganganku dan kakiku patah sehingga menyebabkan harus diamputasi!” [Al Maqarri At Tilmisany dalamm Kitab Azharur Riyadh].
Tak diragukan lagi bahwa ibu Az-Zamakhsyari sama seperti ibu-ibu masa kini yang mengucapkan ucapan doa dalam kondisi seperti ini hanya dengan lisannya, bukan dengan hatinya. Jika saja beliau hidup dan melihat kaki anaknya patah, niscaya beliau akan memilih kakinya sajalah yang patah dan anaknya dalam kondisi baik-baik saja.
Tetapi doa adalah panah yang selalu tepat sasaran. Jika ia bertepatan dengan saat mustajab, tak ada masa lagi untuk menyesal.
ﻟﻬﺬﺍ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - : " ﻻ ﺗﺪﻋﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﻻ ﺗﺪﻋﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻭﻻﺩﻛﻢ ، ﻭﻻ ﺗﺪﻋﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﻟﻜﻢ ، ﻻ ﺗﻮﺍﻓﻘﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺎﻋﺔ ﺍﺳﺘﺠﺎﺑﺔ ﻳُﺴﺄﻝ ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻄﺎﺀ ﻓﻴﺴﺘﺠﻴﺐ ﻟﻜﻢ " - ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ -
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. Janganlah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu. Supaya kalian tidak bertepatan dengan saat-saat dimana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan permintaan kalian.” [Shahih Muslim no. 3024]
Diriwayatkan pula dalam bab ini bahwa Umar ibn Al Khattab melihat seorang laki-laki yang cacat tangannya, kemudian beliau bertanya tentang sebab kecacatan itu.
Laki-laki itu menjawab, “Kecacatan ini karena doa ayahku untukku saat masa Jahiliyyah.”
Maka Umar berkata, “Ini karena (terkabulnya) doa ayah saat masih Jahiliyyah lalu bagaimana dengan doa setelah Islam!”.
Hendaklah kita semua bertakwa kepada Allah tentang urusan anak-anak kita, khususnya para ibu, karena para ibu seringkali lebih mudah terbawa emosi dan mengucapkan ucapan doa untuk anak-anak saat dalam kondisi marah.
Misalnya saat anak perempuan memecahkan piring lalu ibunya berkata, “Semoga Allah pecahkan hatimu!”, bagaimana jika ucapan itu terucap pada saat mustajab? Apakah harga sebuah piring setara dengan hati anak perempuan kita?
Lalu misalnya jika seorang anak laki-laki membuat marah ibunya, lalu ibunya berkata, “Semoga Allah membuat hidupmu sengsara!”, bagaimana jika ucapan itu terucap di saat mustajab? Apakah kesengsaaraan hidup anak kita setara dengan kemarahan sesaat kita?
Kita harus membiasakan diri kita mengucapkan ucapan-ucapan dan doa-doa yang baik untuk anak kita, bukan ucapan-ucapan ataupun doa-doa yang buruk.
Alangkah indahnya jika kita mengucapkan kalimat, “Semoga Allah menjadikanmu baik...”, “Semoga Allah memberimu hidayah...” atau “Semoga Allah melapangkan hatimu...”, dan kalimat-kalimat lain yang baik yang kita ketahui sehingga kalimat-kalimat yang baik itu pula yang akan terucap meski kita dalam kondisi marah.
Wahai Ananda, janganlah kalian buat marah ibu dan ayah kalian.
Wahai Ayah dan Ibu, janganlah kalian lempar panah doa pada anak-anak kalian, karena doa kedua orang tua sangat sedikit yang tidak tepat sasaran.
Sebagian ulama salaf berkata, "Doa ibu untuk kejelekan anaknya adalah doa yang terkabul, walau sang ibu adalah wanita yang zhalim.” (Al-Fath 6/388)
Mari kita bersama-sama berusaha menjadi orang tua yang cerdas, yang selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anak kita, mengedepankan kasih sayang dan kelembutan saat menasihati agar saat marah yang keluar dari lisan adalah hal-hal yang positif bukan yang menghancurkan perasaan dan rasa percaya diri anak-anak yang kita sayangi.
Wa Allahu A’lam Bisshawab
Post Comment
Tidak ada komentar