Dulu Dikeluarkan Dari Sekolah, Kini Jadi Lulusan Terbaik di Inggris. Bukti Gagal Tak Bunuh Kesukesan
angankan dikeluarkan dari sekolah. Nilai matematika dan IPA yang tidak mencapai standar saja sudah bisa membuat kita dianggap kurang pintar.
Tidak lulus ujian nasional akan otomatis membuatmu dianggap bermasa depan suram. Padahal, ada banyak tipe kecerdasan dan kemampuan setiap orang memang berbeda.
Seperti kisah Muhammad Afiq Ismail, seorang pemuda asal Kelantan, Malaysia, yang sukses menjadi lulusan terbaik di sebuah Universitas bergengsi di Inggris.
Pasalnya, Afiq dulu sempat dikeluarkan dari SMA karena nilai jelek. Diunggah oleh akun Facebook Human of Kuala Lumpur, kisah hidup Afiq yang super inspiratif ini menjadi viral.
Wah, seperti apa perjuangan Afiq? Simak selengkapnya di sini ya~
Afiq dikeluarkan dari sekolah akibat nilai yang tak mencukupi. Terlunta-lunta karena tak ada sekolah lain yang mau menerimanya
Berhasil menjadi lulusan terbaik di kampus bergengsi di Inggris, pastinya Afiq dianggap sebagai sosok yang jenius. Mungkin nilai-nilainya sempurna sejak sekolah dasar hingga sekarang.
Namun percaya atau tidak, Afiq sempat dikeluarkan dari SMA karena hanya memperoleh nilai 4As PMR, sementara standar di sekolahnya minimal 6As PMR.
Alhasil, bersama kelima orang lainnya, Afiq keluar dari sekolah terlunta-lunta karena tak ada sekolah lain di daerahnya yang mau menerimanya kembali.
Namun kegagalan tak membuatnya berhenti. Setelah banyak upaya, akhirnya Afiq bisa sekolah lagi
Afiq dan keluarga tidak menyerah di sini. Sang Ibu mendatangi Jabatan Pendidikan Negeri atau JPA (semacam Dinas Pendidikan di Indonesia) dan minta bantuan agar anaknya diberi tempat untuk bersekolah.
Akhirnya Afiq kembali bersekolah, meskipun dia sempat dikucilkan dan dipandang rendah oleh teman-temannya. Namun, Afiq membalasnya dengan prestasi.
Nilainya yang tinggi membuat Afiq ditawari beasiswa dari JPA untuk melanjutkan kuliah di Inggris.
Setelah pergulatan panjang, akhirnya Afiq melanjutkan kuliahnya di University of Essex, dan menjadi orang pertama di kampungnya yang belajar di sana.
Kegigihannya berbuah beasiswa kuliah di Inggris. Dan ini, jadi lulusan terbaik yang membanggakan kampungnya
Perjuangan Afiq kuliah di luar negeri pun tidak mudah. Terutama soal biaya. Agar tidak merepotkan orangtuanya di kampung, Afiq bekerja part time selama 15-20 jam setiap minggunya sebagai cleaning service.
Hasil dari jerih payahnya bukan untuk bersenang-senang atau dijadikan uang jajan tambahan di samping dana beasiswa.

Melainkan ditabungnya sedikit demi sedikit dan digunakan untuk membelikan tiket pesawat kedua orangtuanya untuk menghadiri wisudanya.
Omong-omong, Afiq berhasil lulus dari University of Essex dengan gelar First Class Honors lo. Gelar ini merupakan nilai tertinggi dari gelar honors. Hard work pays off, mungkin istilah itu yang paling cocok menggambarkan kesuksesan Afiq.
Tidak lulus ujian nasional akan otomatis membuatmu dianggap bermasa depan suram. Padahal, ada banyak tipe kecerdasan dan kemampuan setiap orang memang berbeda.
Seperti kisah Muhammad Afiq Ismail, seorang pemuda asal Kelantan, Malaysia, yang sukses menjadi lulusan terbaik di sebuah Universitas bergengsi di Inggris.
Pasalnya, Afiq dulu sempat dikeluarkan dari SMA karena nilai jelek. Diunggah oleh akun Facebook Human of Kuala Lumpur, kisah hidup Afiq yang super inspiratif ini menjadi viral.
Wah, seperti apa perjuangan Afiq? Simak selengkapnya di sini ya~
Afiq dikeluarkan dari sekolah akibat nilai yang tak mencukupi. Terlunta-lunta karena tak ada sekolah lain yang mau menerimanya
Berhasil menjadi lulusan terbaik di kampus bergengsi di Inggris, pastinya Afiq dianggap sebagai sosok yang jenius. Mungkin nilai-nilainya sempurna sejak sekolah dasar hingga sekarang.
Namun percaya atau tidak, Afiq sempat dikeluarkan dari SMA karena hanya memperoleh nilai 4As PMR, sementara standar di sekolahnya minimal 6As PMR.
Alhasil, bersama kelima orang lainnya, Afiq keluar dari sekolah terlunta-lunta karena tak ada sekolah lain di daerahnya yang mau menerimanya kembali.
Namun kegagalan tak membuatnya berhenti. Setelah banyak upaya, akhirnya Afiq bisa sekolah lagi
Afiq dan keluarga tidak menyerah di sini. Sang Ibu mendatangi Jabatan Pendidikan Negeri atau JPA (semacam Dinas Pendidikan di Indonesia) dan minta bantuan agar anaknya diberi tempat untuk bersekolah.
Akhirnya Afiq kembali bersekolah, meskipun dia sempat dikucilkan dan dipandang rendah oleh teman-temannya. Namun, Afiq membalasnya dengan prestasi.
Nilainya yang tinggi membuat Afiq ditawari beasiswa dari JPA untuk melanjutkan kuliah di Inggris.
Setelah pergulatan panjang, akhirnya Afiq melanjutkan kuliahnya di University of Essex, dan menjadi orang pertama di kampungnya yang belajar di sana.
Kegigihannya berbuah beasiswa kuliah di Inggris. Dan ini, jadi lulusan terbaik yang membanggakan kampungnya
Perjuangan Afiq kuliah di luar negeri pun tidak mudah. Terutama soal biaya. Agar tidak merepotkan orangtuanya di kampung, Afiq bekerja part time selama 15-20 jam setiap minggunya sebagai cleaning service.
Hasil dari jerih payahnya bukan untuk bersenang-senang atau dijadikan uang jajan tambahan di samping dana beasiswa.

Melainkan ditabungnya sedikit demi sedikit dan digunakan untuk membelikan tiket pesawat kedua orangtuanya untuk menghadiri wisudanya.
Omong-omong, Afiq berhasil lulus dari University of Essex dengan gelar First Class Honors lo. Gelar ini merupakan nilai tertinggi dari gelar honors. Hard work pays off, mungkin istilah itu yang paling cocok menggambarkan kesuksesan Afiq.
Post Comment
Tidak ada komentar