Perang Crimea, Pembuktian Kekuatan Militer Kerajaan Rusia yang Gagal
Sebuah perang besar terjadi pada 1853 antara negara-negara yang letaknya berada di ujung Eropa, yang terpisah jarak hampir 1.609 kilometer jauhnya. Czar Nicholas I (1796-1855) dari Rusia mengklaim bahwa Rusia memiliki hak untuk melindungi kebebasan beragama kaum Kristen Ortodoks yang tinggal di Perbatasan wilayah Kesultanan Ottoman
Tetapi penguasa Turki di Konstantinopel menolak klaim tersebut karena mereka ada di wilayah kekuasaannya. Czar Nicholas I lalu mengirim sejumlah pasukan Rusia untuk menduduki provinsi Modavia dan Wallachia di sebelah barat Laut Hitam.
Mengetahui hal itu, pihak Ottoman menyatakan perang terhadap Rusia. Tetapi pihak Rusia ternyata telah lebih dahulu melakukan pergerakan militer dengan mengirimkan angkatan laut mereka melawan kapal-kapal Turki pada 30 November 1853. Pergerakan Rusia itu cukup mengejutkan pemerintah Ottoman, karena kekuatan yang mereka bangun belum terkumpul secara sempurna untuk melawan pasukan Rusia.
Perang antar kedua negara itu pun tidak terhindarkan, dan Rusia akhirnya memperoleh kemenangan pada Pertempuran Sinop. Kemenangan itu membuat langkah Rusia untuk menguasai daratan dan konsensi-konsesi lainnya dari Kesultanan Ottoman berjalan mulus. Saat itu, Kesultanan Ottoman memang dirasa semakin melemah, bahkan sultan Ottoman pun sering disebut sebagai �Si tua sakit-sakitan dari Eropa� oleh musuh-musuhnya.
Setelah peperangan antara Turki dan Rusia berakhir, kapal-kapal mereka mulai berkeliaran di Mediterania. Melihat hal itu, Inggris dan Prancis merasa geram, dan mengirimkan armada gabungan ke Laut Hitam dengan tujuan memerintahkan Rusia untuk menarik mundur kapal mereka kembali ke pelabuhan.
Ratu Victoria (1819-1901) dari Inggris, dan Napoleon III (1808-1873) dari Prancis, menyatakan perang terhadap Czar Nicholas I. Rusia yang cukup terdesak, meminta bantuan dari Austria dan Prisia. Tetapi kedua negara itu memutuskan untuk bersikap netral, dan membiarkan Rusia menghadapi perang itu sendiri.
Pada bulan September 1854, sebuah kekuatan gabungan dari Inggris, Prancis, Turki, dan Sardinia mendarat di Semenanjung Crimea, di sebelah selatan Rusia. Kekuatan besar itu mulai melakukan gerakan pengepungan atas kota benteng, dan pangkalan laut Sevastopol, dari tanggal 28 September 1854 sampai 8 September 1855. Selama pengepungan itu, kekuatan Prancis dan Inggris berhasil memenangkan Perang Balaklava.
Pihak Rusia bertempur dengan semangat yang tinggi untuk membuktikan kekuatan individu mereka terhadap dunia. Tetapi semangat pasukan Rusia itu tidak sebanding dengan sistem militer di sana. Pasokan logistik mereka diangkut menggunakan kereta bertenaga lembu yang melintasi jalur ratusan kilometer dari Moskow. Hal itu terjadi karena Inggris, dan Prancis telah menutup jalur laut Rusia, sehingga sangat menghambat keperluan Rusia di Semenanjung Crimea.
Setelah melewati pertempuran yang cukup panjang, Rusia harus mengakui kekalahannya. Mereka memilih untuk meledakkan sebagian besar benteng Sevastopol, dan mengevakuasi penduduk kota tersebut. Pada Kongres Paris tahun 1856, ditetapkan usulan perdamaian, di mana Kesultanan Ottoman memperoleh kembali integritas wilayahnya, sementara Rusia tidak diberi peran atas kaum Kristen Ortodoks di wilayah Ottoman, dan status otonom dari Moldavia dan Wallachia dilindungi.
Post Comment
Tidak ada komentar