UAS Menasihati Mahasiswi UGM
Ustaz Abdul Somad menjawab pertanyaan seorang mahasiswi Universitas Gajah Mada (UGM) soal dilemanya mempelajari Psikologi yang materinya ada yang sedikit bertentangan dengan ajaran Islam.
"Dilema. Mahasiswa-mahasiswi psikologi membaca Sigmund, membaca pakar-pakar psikologi yang bertentangan dengan akidah," kata UAS saat mengisi di kampus Universitas Islam Indonesia atau UII, Yogyakarta, Sabtu (12/10/2019).
Ia mengisahkan ada seorang mahasiswa psikologi yang sudah lulus. Ia bertemu UAS dan memberi tahu mau S1 lagi tapi jurusan Hukum Islam. Alasannya ingin membasuh yang lama-lama.
Ustaz Abdul Somad tidak marah dan tidak menyuruhnya. Tapi UAS hanya memberikan cerita ke mahasiswa tersebut.
"Seandainya saya dikriminalisasi, saya difitnah, siapa yang akan membela saya?"
Mahasiswa itu menjawab bahwa dirinya akan membela Ustaz. UAS pun bertanya mengapa membelanya.
"Orang yang mengertilah yang membela yang batil. 'Aku tahu kejelekan bukan karena aku ingin berbuat jelek tapi supaya aku menjauhinya'. Kamu kuliah di mana?" kata UAS.
Apakah mahasiswa yang mengaku kuliah jurusan krimonologi akan menjadi orang kriminal? Sehingga jika ada kasus pembunuhan atau pencurian, dia akan mencari krimonolog itu.
UAS meminta untuk menekuni disiplin ilmu apapun. Asalkan dibentengi dengan iman yang kuat.
"Tekuni ilmu apapun namanya. Tapi dengan benteng iman yang kuat. Nanti antum yang akan mengklasifikasi mana sampah, mana rambut. Mana ijuk, mana ilalang, mana rumput, mana padi. Ilmu intan yang mampu tahu mana pasir, mana imitasi. Oleh sebab itu, dalami ilmu itu. Nanti kalau jurusan psikologi di kampus Islam, siapa yang akan mengajar kalau tak mengerti," kata dia.
"Dari mana Imam Al-Gazhali mampu membantah filsafat wujudiyah, bisa membantah syiah kalau dia tak mengerti?!" ujar dia menambahkan.
"Dilema. Mahasiswa-mahasiswi psikologi membaca Sigmund, membaca pakar-pakar psikologi yang bertentangan dengan akidah," kata UAS saat mengisi di kampus Universitas Islam Indonesia atau UII, Yogyakarta, Sabtu (12/10/2019).
Ia mengisahkan ada seorang mahasiswa psikologi yang sudah lulus. Ia bertemu UAS dan memberi tahu mau S1 lagi tapi jurusan Hukum Islam. Alasannya ingin membasuh yang lama-lama.
Ustaz Abdul Somad tidak marah dan tidak menyuruhnya. Tapi UAS hanya memberikan cerita ke mahasiswa tersebut.
"Seandainya saya dikriminalisasi, saya difitnah, siapa yang akan membela saya?"
Mahasiswa itu menjawab bahwa dirinya akan membela Ustaz. UAS pun bertanya mengapa membelanya.
"Orang yang mengertilah yang membela yang batil. 'Aku tahu kejelekan bukan karena aku ingin berbuat jelek tapi supaya aku menjauhinya'. Kamu kuliah di mana?" kata UAS.
Apakah mahasiswa yang mengaku kuliah jurusan krimonologi akan menjadi orang kriminal? Sehingga jika ada kasus pembunuhan atau pencurian, dia akan mencari krimonolog itu.
UAS meminta untuk menekuni disiplin ilmu apapun. Asalkan dibentengi dengan iman yang kuat.
"Tekuni ilmu apapun namanya. Tapi dengan benteng iman yang kuat. Nanti antum yang akan mengklasifikasi mana sampah, mana rambut. Mana ijuk, mana ilalang, mana rumput, mana padi. Ilmu intan yang mampu tahu mana pasir, mana imitasi. Oleh sebab itu, dalami ilmu itu. Nanti kalau jurusan psikologi di kampus Islam, siapa yang akan mengajar kalau tak mengerti," kata dia.
"Dari mana Imam Al-Gazhali mampu membantah filsafat wujudiyah, bisa membantah syiah kalau dia tak mengerti?!" ujar dia menambahkan.
Tidak ada komentar