Breaking News

KPAI Mengaku Telah Melakukan Tugasnya, Hanya Saja Tidak Digubris Oleh Massa Mujahid 212

Jasra Putra dan anak-anak terlibat dalam demo aksi Mujahid di Jakarta foto Istimewa KPAI


INDONESIAKININEWS.COM - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku telah menegur koordinator aksi Mujahid 212 terkait pelibatan anak dalam aksi mereka. Namun, menurutnya peringatan mereka tidak dihiraukan.

"Pertama, anak yang didampingi orangtuanya kami sampaikan untuk sebaiknya pulang. Upaya lain, saya menemui humas aksi agar anak-anak segera dipulangkan atau dipisahkan untuk beristirahat di area Monas yang ada taman. Bahkan saya sampaikan agar diumumkan lewat mobil komando, tapi tidak diindahkan, jadi memang kita sayangkan," kata Komisioner KPAI Jasra Putra

KPAI memantau kegiatan Aksi Mujahid 212 di Jakarta pada Sabtu (28/9/19) pagi. Jasra mengungkap pemantauan dilakukan dirinya bersama enam orang staf lain. Di lapangan mereka menemukan ratusan anak berada di area aksi.

"Di lapangan kami berbagi [tugas] dan memang ratusan anak berada di area aksi dengan usia beragam, ada dari usia balita, 12 tahun, sampai 18 tahun banyak," ungkapnya

Namun, berdasarkan penuturan Jasra, pihak KPAI memang sebatas menegur atas keterlibatan anak-anak dalam aksi, tapi belum dapat memberikan sanksi.

"Jadi kita sampaikan soal itu, gimana anak-anak pulang dengan selamat dan tidak terjadi apa-apa. Kalau terjadi apa-apa kita akan panggil koordinator aksi karena anak-anak itu saya lihat sudah kelelahan, kemudian pengen pulang tapi tak punya uang," katanya.

Jasra Putra kemudian merujuk pada UU No. 35 Tahun 2014 Pasal 15 D yang berbunyi bahwa semua orang punya tanggung jawab beri perlindungan pada anak kalau ada situasi kekerasan.

"Karena nuansa politik tak bisa dihindari, pasal 15 A mengatakan bahwa anak memiliki hak untuk dilindungi dari penyalahgunaan kegiatan politik," tambahnya.

"Terkait sanksi, di UU ini memang belum tegas mengatur. [Baru] kalau terjadi sesuatu yang mencelakai atau cederai anak, sanksi bisa digunakan."

Selama memantau aksi, Jasra mengungkapkan bahwa anak-anak yang ia temui bisa terlibat aksi lantaran mendapatkan pesan berantai yang tersebar di Facebook dan Whatsapp.

Anak-anak yang ia temui pun banyak yang sudah kelelahan karena kepanasan.

"Ada yang hadir karena disuruh gurunya padahal banyak dari mereka yang tidak tahu tuntutannya. Di lapangan kita temukan mereka sudah kelelahan karena ada yang datang dari sore kemarin dan menginap di mesjid baru pagi tadi kemudian bergabung," ungkap Jasra.

Sebelumnya, dia mengatakan telah mengimbau penyelenggara agar anak-anak tidak ikut tapi karena informasi yang telah menyebar membuat hal tersebut tak lagi dapat dihindari.

"Karena sudah ada di situ kami minta pertanggungjawaban agar anak-anak bisa terlindungi dan sampaikan untuk keluarga yang miliki anak agar berpisah dari area aksi dan mengambil tempat yang lebih aman, beristirahat ke gedung-gedung atau area Monas yang cukup luas biar anak-anak rekreasi di sana, tidak bingung berada di kerumunan yang tidak aman dan nyaman," kata Jasra.

Aksi Mujahid ini menyesaki Jalan MH Thamrin sejak pukul 07.00 WIB hingga sekitar 12.00 WIB. Mereka membawa berbagai atribut seperti bendera berisi kalimat tauhid, spanduk, hingga poster berisi tuntutan kepada pemerintah.

Demonstrasi ini diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), FPI, dan ormas-ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI.

S: cnnindonesia.com

Tidak ada komentar