Cerita Mengharukan Saat Ustaz Papua Ditombak Kepala Suku
![]() |
Ilustasi: Beritagar |
Di sana, kepala suku berdiri di depan pintu rumah. Bukan sebuah sapaan atau senyuman manis, melainkan sebuah tombak yang digenggam di tangan kanan. Lalu tombak itu dilempar dan mengenai betis kaki kiri Ustaz Fadlan. Ia pun terjatuh.
Teman-teman dai yang bersama dengan Ustaz Fadlan naik pitam dan ingin membalas apa yang dilakukan kepala suku pada Ustaz Fadlan. Tapi dicegah oleh Ustaz Fadlan.
"Kita ke sini bukan untuk berperang! Kita ke sini untuk berdakwah!" kata Ustaz Fadlan. "Dan tombak di betis kaki kiri ini konsekuensi dari orang berdakwah! Jangankan Fadlan, Rasulullah Muhammad SAW datang ke Thaif dilempar sampai tumitnya berdarah-darah. Tak ada balasan apapun kecuali Rasulullah mendoakan mereka. Tugas kalian adalah mencabut tombak dari betis kaki kiri saya," tegas Ustaz Fadlan.
Begitu dicabut, Ustaz Fadlan dilarikan ke rumah sakit. Ia harus di sana selama tiga bulan untuk penyembuhan. Setelah sembuh dan sehat walafiat, ia mencoba lari pagi dan kuat jalan kaki, dia berkata, "Kita kembali ke kampung itu lagi."
"Ustaz Fadlan kan sudah ditombak, untuk apa kita ke sana?!" kata seorang pendakwah lainnya.
"Hai, jangan bangun kebencian dan permusuhan dengan orang. Tugas kita adalah berdakwah!" kata Ustaz Fadlan.
Akhirnya mereka datang lagi ke kampung itu. Sesampai di depan rumah ke kepala suku, ada anak sulung kepala suku. Ustaz Fadlan bertanya soal keberadaan kepala suku. Anak sulung mengatakan ada.
"Tapi dia terserang penyakit malaria. Kami tidak punya uang, kami tidak bisa menyewa mobil sehingga tidak bisa membawa bapak ke rumah sakit," kata anak sulung itu.
"Kami datang ke sini menjemput bapak untuk dibawa ke rumah sakit. Abang dan mamah kita bawa ke rumah sakit. Biar (menemani) mengobati bapak di rumah sakit," kata Ustaz Fadlan.
Anak sulung itu tertegun dan mengatakan, "Tapi kan abang sudah ditombak bapak beberapa waktu lalu."
"Itu urusan lain. Urusan sekarang adalah kita menyelamatkan bapak kepala suku," kata Ustaz Fadlan.
Akhirnya kepala suku dibawa ke rumah sakit. Dirawat selama dua minggu dan sehat walafiat. Dia pun diantarkan Ustaz Fadlan kembali ke desa. Ustaz Fadlan kembali lagi ke kota.
Satu minggu kemudian, Ustaz Fadlan kembali lagi ke desa itu. Baru tiga hari bicara tentang Islam, kepala suku dan keluarga memutuskan masuk Islam. Ditambah lagi 15 warga yang juga memilih masuk Islam. Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat.
Post Comment
Tidak ada komentar