Breaking News

RI Surplus Dagang di Februari, Tapi Impor Gula dan Telur Naik Tajam



KONTENISLAM.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Februari 2019 mengalami surplus sebesar USD 330 juta atau setara Rp 4,69 triliun (USD 1 = Rp 14.235). Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan defisit USD 1,06 miliar.

Surplus neraca perdagangan di Februari lalu merupakan yang pertama kalinya sejak Oktober 2018.

"Alhamdulillah bulan Februari 2019 bisa mengalami surplus USD 0,33 miliar. Semoga ke depan bisa surplus terus," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/3).

Mengutip data BPS, total ekspor RI sebesar USD 12,531 miliar sepanjang Februari, dengan rincian ekspor migas sebesar USD 1,088 miliar dan ekspor nonmigas senilai USD 11,443 miliar. Sementara itu, impor tercatat sebesar USD 12,202 miliar, dengan rincian migas USD 1,552 miliar dan nonmigas USD 10,649 miliar.

Meski mencatatkan surplus, kinerja neraca perdagangan tetap masih dibayang-bayangi lonjakan impor. Ada 5 komponen impor nonmigas yang melonjak di atas 50 persen (month-to-month/mtm). Impor gula dan kembang gula naik 216 persen menjadi USD 147,4 juta pada Februari 2019. Kemudian disusul impor binatang hidup (99,63 persen) serta kapal laut dan bangunan terapung (98,88 persen). Masih terkait bahan makanan, impor susu, mentega, telur naik 54,42 persen.

Untuk negara, Indonesia tercatat mengimpor produk nonmigas tertinggi dari China (USD 3,066 miliar) dan Jepang (USD 1,275 miliar).

Pemerintah Kerja Keras Perbaiki Neraca Perdagangan Pemerintah menilai masih memerlukan kerja lebih keras lagi untuk membuat neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan di tahun ini semakin membaik. Meskipun neraca dagang pada Februari 2019 mencatatkan surplus USD 330 juta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan situasi global saat ini masih belum pulih dan bisa terus berubah. Hal ini juga ditandai dengan negara utama tujuan ekspor Indonesia, seperti AS, China, dan Jepang yang justru turun di Februari 2019.

Selama Februari 2019, ekspor Indonesia ke AS turun USD 238,7 juta, ke China turun USD 191,1 juta, dan ke Jepang turun USD 162,3 juta.

"Jadi kelihatannya kerja kerasnya masih belum cukup. Ya artinya butuh kerja jauh lebih keras lagi untuk membuat neraca perdagangan dan transaksi berjalannya bisa jadi konsisten lebih baik," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (15/3).

Meski demikian, Darmin menekankan, untuk menjaga neraca perdagangan tetap surplus juga harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Sebab, bukan hanya perlu berfokus meningkatkan ekspor, tapi juga menjaga impor agar tidak merosot tajam.

"Jadi situasinya bukan hanya bagaimana menaikkan ekspor, tapi juga supaya menjaga pertumbuhan ekonomi, sehingga impor-nya tidak merosot secara banyak," jelasnya.

sumber: kumparan

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam | Ikuti Kami di Facebook: facebook.com/KONTENISLAMCOM | Flow Twitter Kami: @beritaislam

Tidak ada komentar