Pemerintah Diminta Fokus Hadapi Krisis Pangan Daripada Jualan Kalung Anti Corona
"Ini antivirus hasil Balitbangtan, eucalyptus, pohon kayu putih. Dari 700 jenis, 1 yang bisa mematikan Corona hasil lab kita. Dan hasil lab ini untuk antivirus. Dan kita yakin. Bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo usai menemui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Gini ya Sahabat2... saya (penulis) tidak pada kapasitas menyoroti tentang benar tidaknya klaim Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo BAHWA ramuan berbahan baku eucalyptus bisa mematikan Virus Corona.
Ramuan dikemas dalam sachet berpori, kemudian diberi gantungan tali untuk dijadikan Kalung.
BIARLAH hal itu direspon oleh Lembaga yang memang mempunyai kompetensi seperti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman YANG PERNAH menyatakan bahwa Antivirus berbahan dasar eucalyptus lebih tepat disebut sebagai terapi herbal. Klaim yang kemudian muncul bisa 'membunuh virus' harus diuji dengan virus yang spesifik.
DAN Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) YANG MENYATAKAN bahwa eucalyptus belum bisa disebut sebagai Antivirus Covid-19.
Benarkah 'Antivirus' Eucalyptus Buatan Kementan Bisa Bunuh Corona?
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio, menyebut antivirus berbahan dasar eucalyptus ini lebih tepat disebut sebagai terapi herbal. Klaim yang kemudian muncul bisa 'membunuh virus' harus diuji dengan virus yang spesifik.
---------
ADAPUN yang saya concern adalah...
KENAPA Kementerian Pertanian tidak fokus saja terhadap ANCAMAN KRISIS PANGAN GLOBAL ???!
Ancaman Krisis Pangan Tidak Main-Main
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa ancaman krisis pangan di dunia, terutama di Indonesia tidak main-main. Oleh karena itu pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi agar krisis pangan tidak terjadi di Indonesia.
Fakta-fakta Ancaman Krisis Pangan Itu Nyata
Ahli Pangan dan Gizi Drajat Martianto mengharapkan pihak-pihak terkait menyiapkan segala antisipasinya. Drajat merasa kebutuhan pangan saat ini memang masih bisa dicukupi, namun harus dipikirkan juga seandainya krisis pangan benar-benar terjadi.
“Kalau sekarang tidak mulai lagi dengan pangan lokal maka akan terlambat. Setelah November nanti iya kalau beras ada, kalau tidak ada kita mau makan apa?” kata Drajat saat diskusi secara virtual, Jumat (22/5).
MESKIPUN Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) TELAH MEYAKINKAN KEPADA PUBLIK BAHWA stok pangan Indonesia akan tetap aman hingga beberapa waktu ke depan, terutama hingga akhir tahun ini, TETAPI itu tidak cukup karena "keamanan" yang dimaksud masihlah sebatas data di atas kertas...
SEMENTARA faktanya problematika lapangan terus dinamis berkembang, seperti : Prediksi Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) bahwa 30% wilayah di Indonesia akan memasuki zona musim kemarau dengan tingkat kekeringan lebih tinggi dari biasanya, HINGGA Presiden Jokowi pun memberikan instruksi serius Antisipasi Krisis Pangan Akibat Dampak Kekeringan
CATATAN : pun misal langkah Kementan di atas adalah dimaksudkan dalam rangka untuk membantu mencari solusi pengendalian pandemi covid-19, KENAPA tidak berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan sebagai Leading Sector -nya???
BUKTINYA, Kementan sampai melangkah jauh dengan mengGandeng Cap Lang guna Produksi Massal Antivirus Corona.
KESIMPULAN
Silang sengkarutnya peran pada masing-masing kementerian MENUNJUKKAN bahwa koordinasi di tingkat Kabinet Jokowi adalah ambyarrrrr ....
LALU.... Hendak Dibawa Kemana Negara Ini, OLEH Pemerintah Jokowi ???! makin kesini makin tidak fokus langkah-langkah Pemerintah dalam menangani serta mengendalikan Wabah Covid-19 !
(By Tara Palasara)
Post Comment
Tidak ada komentar