Amerika tak Akan Berbagi Rekaman Penyerbuan Baghdadi

DEMOKRASI.CO.ID - Amerika Serikat memutuskan tidak jadi berbagi rekaman penyerbuan kompleks markas Abu Bakar al-Baghdadi. Amerika juga menegaskan jenazah Baghdadi, telah dibuang setelah DNA-nya teridentifikasi dalam operasi penyerbuan di Suriah.
�Jenazah Baghdadi dibawa ke fasilitas yang aman untuk mengonfirmasi identitasnya melalui uji forensik DNA dan pembuangan jenazahnya sudah dilakukan dan rampung serta ditangani dengan layak. Kami juga tak akan berbagi video penyerbuan,� kata Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Mark Milley, Selasa(29/10).
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan beberapa rekaman saat penyerbuan dilakukan mungkin akan dirilis ke publik. Rekaman itu, menurutnya, seperti �menonton film� dalam operasi penyerbuan pemimpin ISIS yang berlangsung selama dua jam.
�Ya, kami mungkin mengambil beberapa bagian dan merilisnya,� kata Trump, seperti dikutip BBC.
Baghdadi bunuh diri dengan cara memicu sabuk berisi bahan peledak setelah kabur melewati terowongan selagi dikejar anjing-anjing dari kesatuan militer AS, papar Trump pada Minggu (27/10).
Departemen Pertahanan AS mengatakan tidak ada personel militer AS yang tewas dalam operasi penyerbuan, namun salah satu anjing yang mengejar Baghdadi mengalami cedera serius. Namun Jenderal Milley menegaskan nama anjing tersebut dirahasiakan.
Menanggapi pernyataan Trump bahwa Baghdadi �merintih, menangis, dan menjerit� menjelang ajalnya, Jenderal Milley mengaku dirinya tidak paham dari mana informasi tersebut berasal.
Abu Bakar al-Baghdadi?
Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi disebut-sebut sebagai orang paling dicari di seluruh dunia.
Pada bulan Oktober 2011, Amerika Serikat secara resmi menetapkannya sebagai teroris dan menawarkan hadiah uang sebesar USD10 juta (Rp140 M) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya atau kematiannya.
Ia dilahirkan di dekat Samarra, sebelah utara Baghdad, pada tahun 1971. Nama aslinya adalah Ibrahim Awad al-Badri.
Al-Baghdadi memiliki reputasi sebagai taktisi di medan perang yang sangat terorganisir dan bengis.
Beberapa kalangan percaya bahwa ia sudah menjadi jihadis militan selama Saddam Hussein berkuasa. Yang lain menduga ia teradikalisasi selama empat tahun ditahan di Camp Bucca, fasilitas AS di Irak selatan tempat banyak komandan al-Qaida ditahan.
Ia muncul pada tahun 2010 sebagai pemimpin al-Qaeda di Irak, salah satu grup yang melebur dengan ISIS, dan menjadi terkenal dalam upaya merger dengan Front al-Nusra di Suriah.
ISIS merilis video seorang pria yang mengaku sebagai al-Baghdadi awal tahun ini. Sebelumnya, ia tidak pernah terlihat sejak 2014, ketika dari Mosul ia memproklamirkan pendirian �kekhalifahan� di wilayah Suriah dan Irak. (EP/BBC)
Post Comment
Tidak ada komentar