Dicari: Pemimpin! Yang Pautan Hatinya Hanya Pada Allah, Sandaran Perbuatan Hanya Pada Aturan Allah
Gambar: Ilustrasi |
Oleh: Fatimah
(Menulis untuk Dakwah)
Mediaoposisi.com-Pandangan sempit umat saat ini akan Islam yang hanya terbatas pada masalah spiritual, merupakan bagian dari opini yang sengaja dipaksakan kaum Kapitalis pada kaum muslimin.
Padahal, Islam yang diemban Rasulullah Shalallahu �alaihi wa salam mencakup seluruh aspek hidup. Karena, Islam diturunkan untuk mengatur pemenuhan hajat manusia dan mengatur bagaimana pemenuhan naluri juga pemuasan akal. Semua dikehendaki Allah supaya manusia terjaga dari kerusakan.
Rasanya terlalu berlebihan jika idealisme Islam hanya dicukupkan pada segmen spiritual ibadah saja, tidak secara menyeluruh (Kaaffah). Padahal Allah Subhanahu wa ta�ala sudah mengingatkan untuk ber-Islam Kaaffaah dalam surat Al-Baqoroh ayat 208, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaithoon. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu".
Jadi, jika sudah masuk ke dalam dunia Islam, coba cek! benarkah sudah melekat hati hanya pada Allah Subhanahu wa ta�ala? Sehingga, perbuatan pun sudah bersandar pada aturan-aturan Allah Subhanahu wa ta�ala. Karena itulah, yang Rasulullah Shalallahu �alaihi wa salam contohkan yaitu agar melekatkan hati hanya dengan mencukupkannya pada Allah saja. Baik itu cinta, harapan, kebahagiaan, atau apapun hanya pada Allah saja. Dan, perbuatan apapun yang dilakukan hanya dengan mencari sumber aturan dari Allah SWT semata.
Sempurnakan harapan sesuai sumber aslinya. Kadang, tolak ukur aturan dibuat sederhana hingga hanya melihat satu sisi namun lihatlah sisi yang lainnya secara menyeluruh pada diri Rasulullah Shalallahu �alaihi wa salam agar tidak gagal fokus. Tak ada yang sebanding dengan Rasulullah Shalallahu �alaihi wa salam zaman now. Tapi, minimal sang Arjuna nanti paham Islam Kaaffah.
Dalam lingkup negara pun kalau tidak melekatkan (pautan) jiwa-jiwa pada Allah Subhanahu wa ta�ala dan sunah Rasulullah Shalallahu �alaihi wa salam dan pelaksana aktivitas negara ini tidak disandarkan pada aturan-aturan Allah Subhanahu wa ta�ala, tengoklah fakta-fakta kerusakan yang ada saat ini. Riba, zina, khamer, judi, pembunuhan, dan maksiat lainnya yang mengundang azab Allah.
Ini tidak lain adalah karena negara tidak mau menerapkan aturan Allah Subhanahu wa ta�ala. Inilah yang disebutkan puncak kesombongan pada Tuhan. Mari direnungkan kembali, mau dibawa kemana kapal Indonesia ini? Wallohu a'lam bishowaab. [MO/ms]
Tidak ada komentar