Breaking News

Dua Sikap Berbeda Jokowi Soal Titik Api dan Lampu Mati

Kebakaran hutan melanda pulau Sumatera dan Kalimantan. Dan sudah satu bulan upaya pemadaman yang dilakukan pemerintah tidak membuahkan hasil. Berbeda jauh dengan ucapan dan janji kampanye bapak Presiden Jokowi saat debat Capres yang lalu yang penuh optimis berjanji atasi kebakaran hutan. Dan sedihnya, sampai saat ini belum ada satu komentarpun diucapkan oleh yang terhormat bapak Presiden Jokowi sebagai upaya dan unjuk keperihatinan soal kebakaran hutan dan bencana kabut asap itu.

Titik api paling banyak adalah di Provinsi Sumatera Selatan, menyusul di Provinsi Jambi, dan menyusul Riau. Namun, kurang beruntung, arah angin menuju Riau, maka jadilah Riau Provinsi paling menderita akibat serangan asap. Sudah lebih 6000 orang pasien dirawat di Rumah Sakit Riau, karena ISPA dan satu minggu sekolah diliburkan. Dan, masih saja sampai saat ini, bapak Presiden membisu seribu bahasa. Sikap berbeda ditunjukkan bapak SBY saat menjadi Presiden, ketika menghadapi peristiwa yang sama. Beliau saat itu dengan jiwa mantap, turun ke Pekanbaru dan memimpin langsung upaya pemadaman api. Beda kelas?

Terlihat sikap pak Jokowi berbeda 180% saat terjadi listrik padam di Jakarta dan Jawa baru baru ini. Beliau langsung turun tangan dan marah pada PLN. Lupa kah beliau bahwa kasus kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan mengancam jutaan nyawa rakyatnya? Dan jauh lebih berbahaya dari peristiwa listrik mati di Jawa tempo hari?
.
Jika kas negara memang kosong, dan sdh tidak ada dana utk memadamkan kebakaran hutan yg  dahsyat tahun ini, sebaiknya Pihak Penguasa bicara terus terang, agar kami rakyat dapat membuat gerakan penggalangan dana nasional utk biaya memadamkannya. Jgn  diam seribu bahasa.
.
Negara Malaysia malah sudah menawarkan bantuan untuk mengatasi kebakaran itu, dan Bapak Jokowi masih juga diam saja.
Sudahkah tiba waktunya para Gubernur dan Bupati se-Sumatera dan Kalimantan membuat Surat Permintaan Bantuan untuk Mengatasi Kebakaran hutan itu kepada PM Singapura, PM Malaysia, dan Sulthan Brunai? Siapa tahu beliau beliau pemimpin negara tetangga itu justru lebih CARE pada rakyat Sumatera dan Kalimantan...?
.
Garut, 14 September, 2019,
Tengku Zulkarnain

Tidak ada komentar