Ramadhan Tanpa Khilafah, Minus Berkah, Israel Berulah
Gambar: Ilustrasi |
Oleh: Ela Nurlaela, SE.
(Guru SMPN 4 Sumedang)
Penderitaan yang tiada habisnya dirasakan oleh bangsa Palestina. Ketika umat muslim di dunia merasakan kebahagiaan karena datangnya bulan Ramadhan 1440 H, justru kabar duka yang kita dengar ketika roket Israel terus menghantam kawasan Gaza pada minggu (5/5) malam seperti diberitakan AFP. Akibatnya, 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk diantaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, tiga dari korban tewas itu adalah bayi Palestina berusia 14 bulan dan ibunya yang sedang mengandung. "Pesawat Israel menembakkan rudal di dekat rumah dan pecahan peluru memasuki rumah, menghantam bayi kami yang malang," kata kerabat ibu dari bayi itu, Ibtessam Abu Arar seperti dilansir Reuters.
Ketika umat muslim di dunia sedang bersiap untuk menyambut bulan Ramadhan, justru muslim Gaza dikag�tkan oleh pemboman y�ng lagi-lagi dilakukan Israel, rumah mereka hancur digempur. Tak ada lagi bayangan Ramadhan yang ceria serta anak-anak yang menyambut gembira waktu untuk berbuka puasa. Mereka berpuasa tapi belum tentu ketika waktunya berbuka mereka masih ada di dunia. Mungkin saja, waktu berbuka mereka sudah ada di alam Akhirat.
Wahai saudaraku... apa yang akan kita katakan jika Allah menghisab kita karena membiarkan saudara-saudara kita dizholimi? Sementara kita hanya bisa berdoa, kita tidak bisa melakukan apapun secara fisik. Karena dalam sistem demokrasi ini, kita harus diam jangan mencampuri urusan negara lain. Ya Allah� ampuni kami atas kepasrahan kami yang sampai detik ini masih belum bisa membantu mereka, muslim Palestina.
Paham Nasionalisme telah membuat kita mementingkan negaranya sendiri. Tak boleh kita bantu saudara kita, umat muslim, yang dizholimi oleh penguasanya seperti muslim Palestina, Suriah, Uyghur, Rohingya, dll. Paham nasionalisme adalah paham dari orang kafir yang tujuannya justru ingin mengkotak-kotakkan umat muslim yang tadinya ada dalam naungan khilafah. Selain itu, juga dibarengi oleh paham patriotisme yakni cinta tanah air sehingga mereka membela negaranya habis-habisan dari negara lain yang tadinya adalah saudara.
Kadang-kadang, masalah yang tidak terlalu penting seperti saling mengklaim makanan khas mereka, memperebutkan lagu daerah mereka, ataupun pertandingan-pertandingan olahraga antar negara yang nantinya bisa jadi musuh. Padahal, semua itu tidaklah penting karena yang terpenting adalah persatuan umat di seluruh dunia. Kita tidak bisa apa-apa kawan, hanya bisa berdoa saja. Kecuali kalau umat muslim di dunia bersatu untuk menolong saudara kita dengan cara mengirimkan militer muslim di seluruh dunia untuk membela saudara kita umat muslim di Palestina dan negara-negara lainnya.
Persatuan umat muslim di seluruh dunia hanya bisa terwujud jika ada sistem pemerintahan yang berdasarkan Islam yaitu Khilafah �ala minhaj nubuwwah. Khilafah yang mengikuti tahapan-tahapan Nabi Muhammad Shalallahu �alaihi wa salam dalam mewujudkannya. Khilafah-lah yang bisa melindungi semua umat, baik muslim maupun orang kafir di seluruh dunia. Tidak ada aturan yang sesempurna aturan Islam sehingga akan menjadi rahmatan lil alamiin (rahmat seluruh alam).
Sekarang, Islam hanya dijadikan sebagai agama ruhiyah saja belum menjadi agama siyasiyah bahkan rahmat untuk seluruh alam. Sehingga, keberkahan hidup akan kita raih, termasuk ibadah di bulan Ramadhan. Baik shaum maupun amalan-amalan lainnya baik di Indonesia maupun negara-negara di seluruh dunia terutama Palestina, Suriah dll.
Ramadhan adalah bulan perjuangan sehingga sekarang-lah momentum untuk bersatu padu berjuang menegakkan Islam secara kaffah di seluruh dunia dalam naungan khilafah. Hidup mulia dengan Islam. [MO/ms]
Tidak ada komentar