[Selamat jalan Ema.... ??] Kisah Saksi-Saksi PKS Mengawal Surat Suara yang Bikin Terenyuh ??
Opini KU - "Tidak akanku tinggalkan kotak suara sedetik pun," tulis Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Agung Yulianto pada Kamis (18/4/2019). Ia mengunggah foto seorang bapak tidur dalam posisi menjaga kotak-kotak suara.
"Kesigapan saksi-saksi PKS mengawal suara. Ada lagi, Saksi PKS dahsyat, tdk ber gerak selama belum dpt C1. Allahu Akbar. Padahal sedang hamil. Digantikan tidak mau. Sudah jam 03.50 pagi. Kami bisikan ke ibu tsb, bahwa kader PKS akan bahu-membahu membiayai persalinan si ibu tsb. Ibu itu pun tersungkur dan berkata terima kasih Allah.. terima kasih PKS. Inilah suka duka menunggu C1 2019," kata Agung. Ia menceritakan itu dari Ustaz Ishak di Palangkaraya.
"Kesigapan saksi-saksi PKS mengawal suara. Ada lagi, Saksi PKS dahsyat, tdk ber gerak selama belum dpt C1. Allahu Akbar. Padahal sedang hamil. Digantikan tidak mau. Sudah jam 03.50 pagi. Kami bisikan ke ibu tsb, bahwa kader PKS akan bahu-membahu membiayai persalinan si ibu tsb. Ibu itu pun tersungkur dan berkata terima kasih Allah.. terima kasih PKS. Inilah suka duka menunggu C1 2019," kata Agung. Ia menceritakan itu dari Ustaz Ishak di Palangkaraya.
Cerita tentang saksi lainnya, diceritakan oleh pengguna media sosial Gatot Prasetyo.
"Ini saksi PKS namanya Mujahidin, dan dia pantas disematkan dengan nama itu, karena hingga pukul 07.15 WiB pagi ini, dia masih berjihad dengan menghitung suara, ulangi MENGHITUNG SUARA," tulis Gatot Prasetyo.
Ia menuliskan lagi di lamannya, "Ibu ini saksi PKS dan beliau baru selesai jam 05.30 WIB Pagi ini. Tahu gak kenapa? Karena carut marut nya pemilu kali ini. Beliau bertahan untuk mendapatkan form C1. Dan, masih ada 50an saksi yang belum kembali dari TPS," kata dia.
Cerita serupa dikisahkan oleh seorang desainer grafis Akiawan.
"Ibu ini adalah saksi PKS. Ia baru menerima C1 saat azan subuh berkumandang. Ia sudah tunaikan hak ummat dengan sempurna. MasyaAllah. Jadi merasa sumbangsih diri kecil sekali dibanding ibu2 dan para saksi PKS ini. InsyaAllah, Allah saja yg bisa membalas dengan berlipat ganda," tulisnya.
Kisah Syahidnya Seorang Saksi PKS Bernama Ema
"Ini saksi PKS namanya Mujahidin, dan dia pantas disematkan dengan nama itu, karena hingga pukul 07.15 WiB pagi ini, dia masih berjihad dengan menghitung suara, ulangi MENGHITUNG SUARA," tulis Gatot Prasetyo.
Ia menuliskan lagi di lamannya, "Ibu ini saksi PKS dan beliau baru selesai jam 05.30 WIB Pagi ini. Tahu gak kenapa? Karena carut marut nya pemilu kali ini. Beliau bertahan untuk mendapatkan form C1. Dan, masih ada 50an saksi yang belum kembali dari TPS," kata dia.
Cerita serupa dikisahkan oleh seorang desainer grafis Akiawan.
"Ibu ini adalah saksi PKS. Ia baru menerima C1 saat azan subuh berkumandang. Ia sudah tunaikan hak ummat dengan sempurna. MasyaAllah. Jadi merasa sumbangsih diri kecil sekali dibanding ibu2 dan para saksi PKS ini. InsyaAllah, Allah saja yg bisa membalas dengan berlipat ganda," tulisnya.
Kisah Syahidnya Seorang Saksi PKS Bernama Ema
Nama lengkapnya Helmayati (32 tahun). Hari Selasa (16/4/2019) itu dia bergegas dari tempat kerja di Kotabumi, Lampung Utara hendak pulang demi menunaikan mandat sebagai saksi PKS dekat rumahnya di Gedung Pakuon, Bandar Lampung.
Karena akan ditinggal rupanya tumpukan pekerjaan menyebabkan ia baru usai berbenah dan siap pulang ke Bandar Lampung pukul 21.00 WIB. Ibunya sudah wanti-wanti ia menginap saja karena khawatir dengan perjalanan jauh 3-4 jam Kotabumi-Bandar Lampung.
Ema, panggilannya, bersikukuh pulang pakai motor pinjaman. �Kan paginya mau bertugas,� jawabnya. Yang ia maksud adalah tugas sebagai saksi PKS.
Pukul 00.01 WIB masih WhatsApp mengabarkan ia sedang istirahat di Natar, Lampung Selatan.
Tak dinyana kabar duka itu diterima keluarga Ema pukul 03.00 WIB Rabu (17/4/2019), jasad Ema ditemukan sekira pukul 01.00 dekat Gedong Joang, Pasir Gintung Bandar Lampung. Dugaan penyebab kecelakaan tunggal.
Redi Fatollah, kader PKS Bandar Lampung di laman Facebooknya bercerita begini.
Saksi TPS PKS
Beberapa waktu yang lalu ane sudah sampaikan "ukhti ngapain kerja jauh2, sudah kerja di lingkom aja nanti dicariin jodoh".
Ema : "sudah kontrak kak, enggak enak"
Itulah dialog saya terakhir dengan almarhumah.
Yaa Rabb, pagi ini mendengar kabar kematianmu seperti mimpi, dalam perjalanan pulang kerja untuk menyampaikan surat Mandat sebagai saksi PKS terjadi kecelakaan tunggal. semoga Alloh dudukan dirimu dalam barisan syahidah dan berkumpulan dengan para syuhada di jannahNya kelak.
Selamat jalan Ema.
?????? ?????? ??????? ???????? ??????????
Post Comment
Tidak ada komentar