Penyidik KPK Lulus TWK: Mereka Ini Sudah Ditarget, Jadi Apapun Jawabannya Tetap Tak Bakal Lolos!
KONTENISLAM.COM - Penyidik KPK, Mu'adz D'Fahmi, menyayangkan keputusan pimpinan KPK untuk menonjobkan 75 pegawai yang dinilai memiliki kinerja baik.
Penonjoban tersebut usai 75 pegawai dinyatakan tidak lulus dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai syarat alih status jadi ASN.
Mu'adz menduga ada pihak yang sengaja berniat untuk menyingkirkan 75 orang itu.
Sehingga, di samping TWK yang memiliki sejumlah masalah, apa pun jawaban yang diberikan 75 pegawai itu kepada asesor, hasilnya akan sama saja: tidak lolos.
Hal itu karena Mu'adz menilai 75 nama ini lah yang sejak awal diincar untuk disingkirkan, bukan ratusan pegawai yang dinyatakan lulus TWK.
"Meski pun mereka jawabannya yang ditarget misalnya cak Harun (Kasatgas Penyelidik KPK) itu dia mau jawab apa, meski pun jawabannya sama dengan aku, pertanyaan sama jawaban sama, dia akan tetap masuk kotak, masuk ke yang 75. Sementara aku enggak, karena aku enggak ditarget," ujar Mu'adz saat dihubungi kumparan, Jumat (4/6).
Mu'adz merupakan salah satu penyidik yang dinyatakan lulus TWK.
Ia mengikuti tes tertulis dan wawancara seperti halnya 75 pegawai KPK yang dinyatakan gagal.
Mu'adz menilai masalah substansi TWK adalah faktor kesekian dalam upaya 'menyingkirkan' pegawai KPK yang berintegritas.
Sebab, pertanyaan-pertanyaan itu, diyakini Mu'adz, tak menjadi masalah untuk dijawab 75 pegawai KPK tersebut.
Meski cenderung menyimpang, ia meyakini bahwa rekan-rekannya itu pasti dapat menjawab pertanyaan tersebut, tentunya dengan penjelasan dan logika yang sejalan dengan pertanyaan yang diajukan.
"Sebenarnya tesnya kan ada dua kali pertama tulis lalu yang kedua lisan. Yang tulis itu sebenernya sama semua baik yang lulus maupun tidak lulus kan dapat pertanyaan yang sama ya karena tertulis ya, nah itu tertulis itu pertama test psikologi baru yang terakhir esai. Nah esai itulah yang kemudian masuk ke materi wawasan kebangsaan," ucap Mu'adz.
Mu'adz menyebut perbedaan mulai jelas terlihat antara satu pegawai dengan pegawai lainnya saat proses wawancara.
Menurut dia, para pegawai tak masuk kategori yang disasar, memiliki waktu wawancara yang terbilang singkat. Berbeda dengan 75 pegawai yang tak lulus TWK.
"Aku interviewnya enggak lama aku enggak nyampe sejam, jadi masuk pun terlambat 15 menit selesai sebelum jam 1. Kurang lebih mungkin sekitar 40-45 menit.
Sementara yang lain misalnya ada Faisal (eks Ketua WP KPK) yang tidak lulus ya itu dia 2 jam, rata-rata sih 1 setengah jam ada yang 1 jam lebih lah yang jelas, nah aku enggak sampai," beber dia.
Mu'adz sudah mengetahui siapa saja dalam kategori yang disasar sebelum hasil disampaikan.
Hal itu menurutnya bermula dari rasa tidak suka pegawai terhadap kepemimpinan KPK saat ini.
"Di situ lah ditanyain mengenai proses penyidikan, prosedurnya seperti apa, terus pendapat tentang Habib Rizieq, terus pendapatku tentang Undang-undang yang baru, terus pimpinan bagaimana," ungkap Mu'adz.
"Jadi kan yang dicari itu saya tahu, apakah yang tes ini kecewa terhadap undang-undang baru, kecewa menjadi ASN, kecewa terhadap pimpinan, itu yang dikejar. Yang kecewa-kecewa inilah yang masuk kotak, meskipun memang saya tahu sudah ada yang ditarget," pungkasnya. [kumparan/]
Tidak ada komentar