Breaking News

Rocky Gerung Dan Rizal Ramli Komentari Tari Petruk Sambut Jokowi Sebagai Sindiran

Brotherhood - Jakarta. Seniman Butet Kartaredjasa Diduga Sindir Jokowi Lewat Tarian Petruk, Rocky Gerung Sebut Politik Sedang Kritis.

Presiden Joko Widodo diketahui sambangi lokasi vaksinasi untuk seniman di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta.

Kunjungan itu pun disambut meriah dengan tarian 'Petruk Divaksin', sebuah inisiasi dari Seniman Butet Kartaredjasa.

Namun, sayangnya penyambutan orang nomor satu di Indonesia oleh sejumlah penari berdandan khas Petruk itu justru membuat sebagian netizen salah fokus.

Bahkan, sebagian dari mereka menganggap bahwa tarian Petruk itu merupakan sindiran untuk Jokowi.

Baca Juga : KPK Akan Turun Tangan Selidiki Politik Uang Di KLB Partai Demokrat

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Rocky Gerung mengatakan bahwa Butet Kartaredjasa memang identik dengan sindiran dan satire.

Menurutnya, Petruk erat hubungannya dengan sindiran-sindiran kekuasaan.

Tarian Petruk yang Diduga Netizen untuk Sindir Jokowi /Tangkapan Layar Kanal YouTube Rocky Gerung Official/

Lebih lanjut, Rocky mengatakan hal tersebut adalah sindiran yang bersifat sublimasi. Namun, bagi orang bersuku Jawa, hal itu bersifat dalam.

"Seharusnya kita mau cari suatu local wisdom dari peristiwa itu untuk mengingatkan Istana atau kekuasaan bahwa sinisme publik itu bahkan masuk sampai ke wilayah kepekaan estetik. Sering kali seni memang dimaksudkan untuk beri sindiran kepada kekuasaan," kata Rocky, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis, 11 Maret 2021.

"Seni berfungsi untuk meluruskan kembali akal sehat, batin sehat, wilayah-wilayah yang disebut kerohanian manusia yang dilupakan pemimpin. Saya kira Butet mau beri pesan bahwa rawatlah batin bangsa ini. Kalau punya ambisi, takar-takarlah ambisi, sebab ambisi yang berlebih dapat membahayakan kehidupan bersama," lanjutnya.

Baca Juga : Pilpres 2024 Pertarungan Kubu Komunis Dan Kapitalis Semakin Memanas

Kemudian, mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan, peristiwa kebudayaan dapat menunjukkan bahwa kepekaan masyarakat masih tumbuh.

"Indonesia sebetulnya masih dihuni oleh pikiran-pikiran kebudayaan dalam rangka menerangkan politik," ujar Rocky.

Rocky menjelaskan, dalam kosmologi Jawa selalu menganggap makrokosmos selalu tercermin dalam mikrokosmos, yakni kekuasaan.

Kemudian, kekuasaan tercermin dalam kemampuan para penasihat istana dan budayawan untuk memberi sinyal kepada raja.

Sehingga jaringan makrokosmos dan mikrokosmos berinti pada kritik seniman yang menandakan legitimasi kekuasaan.

"Kalau budayawan sudah ngomong, itu pertanda bahwa politik sebetulnya ada dalam keadaan yang kritis," tegas Rocky.*


Sambutan yang disuguhkan para seniman untuk Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Bantul, Yogyakarta, Rabu (10/3/2021) lalu menuai sorotan.

Sebab, kala itu sejumlah seniman menampilkan tarian Petruk buat Jokowi. Seperti diketahui, Petruk merupakan tokoh perwayangan yang memiliki perawakan hidung panjang, sehingga dianggap menyerupai karakter Pinokio.

Melalui akun Twitter @RamliRizal, Kamis (11/3/2021), ekonom senior Rizal Ramli menduga hal itu bagian dari kejahilan Ketua PSBK Butet Kartaredjasa.

Baca Juga : Pendiri Partai Demokrat Sindir AHY Gunakan Jurus Mabok Hadapi KLB

Sebab, menurut Rizal, tarian Petruk itu merupakan parodi untuk menampilkan sosok Pinokio. Pinokio sendiri diketahui sebagao tokoh fiksi yang hidungnya memanjang tatkala berbohong.

"Mbah-B: Itu cara sindiran wong Jogya. Sudah jelas arahnya. Itu parodi topeng Pinokio pake tarian Jogja. Butet kok sudah mulai jail lagi?. Mas @jokowi,, kok makin lama kata2nya dan tindakan2nya semakin lama semakin tidak kredible ? Libur yang lama dulu lah,, biar bener," cuit Rizal.

 

Tidak ada komentar