Mendengar Paparan Sri Mulyani Tentang Utang, Ekonomi Indonesia Makin Ngeri
Hal ini Ia sampaikan dalam pelantikan jajaran eselon I terbaru di Gedung Kementerian Keuangan, Jumat (12/3/2021).
Menurutnya, semua ancaman tersebut adalah risiko yang akan dihadapi dunia seperti dirilis oleh World Economic Forum (WEF). Dari risiko yang akan dihadapi negara-negara di dunia dalam jangka pendek, menengah dan panjang.
Baca Juga : Program Bansos DKI Jakarta 300 Ribu Bulan Februari Cair Bulan Maret
"Ke depan (jangka pendek) melihat berbagai risiko mulai dari asset bubble, price instability, commodity shock dan debt crisis serta risiko geopolitik," jelasnya.
Bendahara negara ini menjelaskan, risiko tersebut sebagai konsekuensi dalam menghadapi dampak dari pandemi Covid-19. Di mana pada masa sulit ini yang pasti sangat terlihat adalah penambahan utang di hampir semua negara.
"Setiap kebijakan ada manfaat, tapi ada konsekuensinya dari APBN, fiskal, dan lembaga lain dalam menangani Covid," kata dia.
Sedangkan untuk ancaman risiko di jangka menengah yakni 5-10 tahun ke depan, ada krisis perubahan iklim. Sehingga saat ini dalam berbagai forum internasional selalu dibahas mengenai kebijakan untuk memitigasinya.
Baca Juga : Terganjal Partai Penguasa, Cita-Cita Anies Baswedan Lepas Saham Bir Sulit Terlaksana
"Krisis perubahan iklim juga perlu diwaspadai dan munculnya digital power concentration dan cyber security failure," imbuhnya.
Adapun ancaman krisis ini disampaikan Sri Mulyani kepada jajaran eselon I yang baru saja dilantik. Hal ini diharapkan agar para pejabat baru ini bisa melakukan kebijakan untuk mewaspadai risiko tersebut.
"Dinamika inilah yang harus dilihat, diwaspadai dan direspon jajaran Kemenkeu," tegasnya.[cnbcindonesia.com]
Post Comment
Tidak ada komentar