Breaking News

BBM tak Turun, Tagihan Listrik Naik, BPJS Naik, Diam. Giliran Data Densi Bocor, PSI Baru Teriak

SWARAKYAT.COM
- Partai  Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak DPR-RI untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP).

 

Hal ini supaya kasus kebocoran data pribadi di Indonesia tak terjadi lagi.

 

Setelah sebelumnya terjadi kebocoran data 91 juta pengguna Tokopedia dan data pribadi pasien Covid-19.


Baru-baru ini insiden kebocoran data pribadi juga menimpa penggiat media sosial Denny Siregar.

 

"Kasus bocornya data pribadi ini semacam penyakit kambuhan yang menimpa banyak warga negara Indonesia. Belum lama ini kita dikagetkan dengan kebocoran data Tokopedia, lalu data pasien Covid-19, sekarang kita kembali dikejutkan dengan penyebaran data pribadi milik Bang Denny Siregar. Ini menjadi bukti pentingnya perlindungan data pribadi. Oleh karena itu, kami mendesak DPR untuk segera mengesahkan RUU PDP," ujar Juru Bicara PSI, Sigit Widodo, di Jakarta, Selasa (7/7/2020).

 

“Kebocoran data pribadi yang menimpa siapapun warga negara Indonesia merupakan kejahatan serius. Sudah saatnya Indonesia memiliki Undang-undang yang melindungi keamanan data pribadi warganya," kata Sigit.

 

Dengan disahkannya RUU PDP menjadi Undang-undang, menurut Sigit, perusahaan yang mengumpulkan data pribadi akan lebih serius lagi menjaga keamanan data pelanggannya.

 

"Jika teledor, perusahaan tersebut bisa dipidana, dan tentu saja orang atau pemilik akun media sosial yang menyebarkannya juga akan turut dipidana," ujarnya.

 

Data pribadi Denny Siregar sebelumnya disebarkan oleh akun Twitter anonim Opposite6891.

 

Akun dengan pengikut 43 ribu ini dalam posting dua hari silam menyebarkan data pribadi yang terdiri dari nama, alamat, NIK, KK, hingga data teknis terkait perangkat ponsel, seperti IMEI, sistem operasi, hingga OS, dan jenis kartu SIM yang digunakan.

 

Agar kasus seperti Denny Siregar di masa depan tidak terulang lagi, Sigit meminta agar DPR segera membahas dan menyelesaikan RUU Perlindungan Data Pribadi.


Masih ingat ketika Listrik Melonjak, BPJS Naik, BBM tak kunjung turun ? Kemana mereka? kata salah seorang yang tak mau disebutkan namanya takut dianggap pertanyaan tersebut makark.

Tidak ada komentar