Nasehat Syaikh Al Albani Untuk Para Pemuda
Asianmuslim.com - Pemuda adalah harapan kejayaan ummat di masa mendatang. Pemuda akan menjadi penentu ke arah mana islam di kemudian hari. Adalah Syaikh al-Albani rahimahullah memberikan nasehat-nasehatnya untuk renungan bagi para pemuda muslim. Beliau berkata:
Perhatikanlah wahai saudaraku, aku menasehatkan kepadamu dan para pemuda yang lain, yang menurutku berada di jalan yang menyimpang –wallahu a’lam-, hendaknya kalian tidak mensia-siakan waktu kalian dalam urusan saling mengkritik, dengan mengatakan, “Fulan berkata begini dan Fulan berkata begitu.
Karena, pertama, hal ini sama sekali bukan termasuk ilmu. Kedua, cara seperti ini akan menyempitkan hati dan memunculkan kedengkian dan permusuhan dalam hati.
Urusanmu adalah ilmu. Ilmu lah yang akan mengungkap apakah perkataan tentang si Zaid karena ia memiliki kesalahan yang banyak, apakah misalnya telah cukup alasan untuk menjadikan kita menyebutkan sebagai ahli bid’ah, sehingga ia menjadi mubtadi’?
Apa urusan kita dengan pendalaman-pendalaman seperti ini?
Aku menasehatkan agar kalian tidak perlu mendalami hal-hal seperti ini. Karena sungguh, kita menyesalkan saat ini, perpecahan yang terjadi kepada orang-orang yang berafiliasi kepada dakwah Kitab dan Sunnah, atau seperti yang kita katakan dakwah salafiytah. Perpecahan ini –wallahu a’lam- faktor terbesarnya adalah hawa nafsu yang memerintahkan kepada keburukan, bukan perselisihan dalam pandangan dan pemikiran. Inilah nasehatku.”
Penanya berkata:
“Wahai Syaikh kami, fenomena yang terjadi di kalangan pemuda di banyak negeri memang demikian. Tidak diragukan bahwa disana ada orang-orang yang menyimpang, keliru dan para pengusung bid’ah. Namun, yang sering terjadi adalah permasalahan pribadi, katanya dan katanya, sehingga para pemuda tidak menyadari bahwa hal itu membuat mereka mensia-siakan waktunya, menimbulkan kedengkian diantara mereka. Masalah ini tidak mereka perhatikan. Mereka –tidak diragukan- memiliki kebenaran. Namun kebanyakan dari para pemuda ketika saya tanya, “Berapa juz kamu menghapal al Qur`an?” ia berkata, “Saya hapal kurang dari 3 juz.” Lalu saya tanya, “Berapa lama kamu mendiskusikan masalah ini?” ia menjawab, “Tiga tahun.” Selama tiga tahun mereka bermajlis dan yang mereka bahas, “Zaid ahli bid’ah atau bukan, kafir atau tidak, zindiq atau tidak, menyimpang atau tidak, salah, sesat…
Jika ada orang menasehati mereka dengan mengatakan, “Hal ini hanya mensia-siakan waktu.” Kebanyakan dari mereka justru menganggap merekalah pemberi nasehat yang sebenarnya itu. Ini sungguh mengherankan. Ia yang ingin memberi nasehat kepada mereka.
Pemuda umurnya 17 tahun, hanya sedikit yang ia hapal dan kemudian ia mendiskusikan masalah-masalah yang rumit sekali. Mungkin Syaikhul Islam dan murid-muridnya pun tidak tergesa-gesa dalam masalah tersebut, namun mereka tergesa-gesa dalam masalah-masalah seperti ini. Maka, kita ingin arahan Anda untuk hal seperti ini?
Syaikh al Albani rahimahullah berkata:
“Aku sering ditanya, apa pendapatmu tentang si Fulan?” aku juga mengetahui bahwa penanya itu berpihak kepada orang itu atau menentangnya. Terkadang, orang yang ditanyakan itu termasuk ikhwan kami, terkadang ikhwan kami dahulu yang telah dikatakan bahwa ia menyimpang. Maka aku menasehati penanya, “Wahai saudaraku, apa yang kamu inginkan dengan Zaid, Bakr dan Amr? Istiqomahlah seperti yang diperintahkan, pelajarilah ilmu, ilmu inilah yang akan membedakan untukmu antara orang shaleh dan bukan, yang keliru dan benar.. dst. Kemudian janganlah kamu benci kepada saudaramu sesama muslim hanya karena –tidak aku katakan sekedar salah- bahkan karena menyimpang. Namun ia menyimpang dalam satu, dua atau tiga, sementara dalam masalah-masalah yang lainnya ia tidak menyimpang.
Kita mendapati para ulama hadits menerima hadis seseorang yang dikatakan tentangnya dalam biagorafinya, “Ia seorang murjy, kharijy atau nashiby… dst.”
Semua ini adalah kekurangan, semuanya kesesatan. Namun mereka memiliki timbangan yang harus dipegang, tidak boleh diberatkan satu kesalahan atas banyak kebaikan, atau dua dan tiga kesalahan diatas sejumlah kebaikan dan kebaikannya yang paling besar adalah: SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ANNA MUHAMMAD RASULULLAH.
Sumber: by Syaikhnaa Abu Khaleed hafizhahullāh
Post Comment
Tidak ada komentar