Video Lebih Jelas Penusukan Wiranto, Abu Rara Berlari Seperti Ninja, Langsung 2 Kali Jlebbb�
Penusukan Wiranto dilakukan pasangan suami istri terduga teroris Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31) dan istrinya, Fitri Andriani (21).
Keduanya dipastikan masuk ke dalam jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Dalam rekaman video amatir, menunjukkan detik-detik Menkopolhukam itu ditusuk dengan menggunakan senjata tajam.
Akan tetapi, beberapa video yang tersebar itu tidak cukup jelas menunjukkan detik-detik penusukan Wiranto.
Namun, dalam salah satu video lainnya, menunjukkan perisitwa itu dengan sangat jelas.
Video itu ramai tersebar sejak Jumat (11/10/2019) di berbagai media sosial dan grup-grup Whatsapp.
Video pendek berdurasi 10 detik itu, merekam kejadian dari angle yang sangat tepat, yakni dari depan. Sehingga menunjukkan jelas peristiwa tersebut.
Video itu diawali dengan Wiranto yang turun dari mobil yang ditumpanginya.
Saat itu, sudah cukup banyak warga yang mengabadikan momen tersebut dengan kamera telepon selular masing-masing.
Selanjutnya, Wiranto tampak menyalami Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto.
Saat itu pula, Abu Rara langsung berlari dari belakang mobil dengan menghunuskan senjata tajam tepat ke perut kiri Wiranto.
Terlihat jelas, Abu Rara tidak hanya sekali menusukkan senjata tajam, melainkan dua kali.
Sebelum akhirnya ia diamankan oleh pengawal serta aparat polisi dan TNI di lokasi.
Sayangnya, masih ada pihak-pihak yang menganggap bahwa penusukan Wiranto di Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglan, Banten itu adalah rekayasa.
�Secara logika, tidak mungkin (rekayasa),� tegas Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Dia menjelaskan, dalam proses penyebaran paham radikal, teroris menyebarkan pemahamannya dengan menyentuh emosi seseorang sehingga mereka tanpa sadar mengikuti paham tersebut.
�Dalam terorisme, yang dimainkan emosi, bukan logika,� jelasnya.
Dedi menjelaskan, tahapan agar seseorang bisa memiliki pemikiran radikal membutuhkan proses yang panjang.
�Bagaimana dia punya keberanian untuk menyerang aparat, itu berproses (butuh waktu),� ujarnya.
Hal ini membantah dugaan sejumlah pihak yang menganggap bahwa insiden penusukan ini merupakan rekayasa.
Karena itu, ia menyatakan proses hukum tersangka terorisme tidak ditutup-tutupi.
Fakta dan bukti sejumlah kasus terorisme dibuka dalam persidangan yang digelar secara terbuka sehingga masyarakat bisa menyaksikannya langsung.
�Proses persidangan bisa dilihat secara langsung, digelar terbuka,� katanya.
Berikut video lebih jelas penusukan Wiranto:pj1
https://images.pojoksatu.id/2019/10/WhatsApp-Video-2019-10-11-at-20.37.28.mp4?_=1
Post Comment
Tidak ada komentar