Breaking News

Moeldoko: Pemilu Usai, Buzzer-buzzer Harus Ditinggalkan

IDTODAY.CO - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memastikan bahwa buzzer pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak dalam satu komando untuk mendukung jalannya pemerintahan lewat opini di media sosial (medsos).

Menurut dia, para buzzer tersebut merupakan orang-orang yang berada di dalam relawan Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 sehingga menjadi pendukung fanatik Jokowi lewat medsos.

"Jadi memang buzzer-buzzer yang ada itu tidak dalam satu komando, tidak dalam satu kendali. Jadi masing-masing punya inisitiaf. Contohnya begini, bukan saya maksudnya, para buzzer itu tidakk ingin idolanya diserang, idolanya disakitin, akhirnya masing-masing bereaksi," ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Mantan Panglima TNI itu menekankan agar pendukung dan pengkritik Jokowi di dunia maya tersebut perlu diberi kesadaran agar bisa menurunkan tensi politik di medsos sehingga tak menciptakan kegaduhan.

"Menurut saya yang paling penting perlu ada kesadaran bersama lah kita semuanya menurunkan tensi, kemudian kita tata ulang lah cara berkomunikasi," ujarnya.

Moeldoko ingin para buzzer di dunia maya bisa mencari diksi lain bila ingin mengkritik seseorang dengan tidak mengecilkan dan menyerang pribadinya. Selain itu, ia pun meminta para buzzer untuk pensiun dalam membangun opini-opini di medsos.

"Menurut saya sih buzzer-buzzer itu harus ditinggalkan lah, kan Pemilu juga udah selesai. Buzzer-buzzer persaudaraan, kritik sih kritik tapi tdk harus bukan buzzer-buzzeran yang kadang-kadang nggak enak juga didengar," imbuhnya.

Jokowi dan Moeldoko diketahui sudah pernah mengumpulkan para buzzer pendungnya setelah Pilpres 2019 lalu. Dalam kesempatan itu, pemerintah sudah meminta relawan di dunia maya itu lebih bersifat dewasa dan tidak emosional.

"Tapi kan kadang-kadang sekali lagi ini kan komunikasi yang sudah terlanjur polarisasi. Komunikasi yang sudah terpolar, jadi perlu memang masing-masing menyadari lah bagimana membangun lagu situasi yang enjoy. Jangan politik diwarnai dengan tegang, politik diwarnai dengan saling menyakiti. Menurut saya nggak pas lah," tandasnya. [ozc]

Tidak ada komentar