Breaking News

Korban Wamena: Empat Panah Menusuk Dadaku dan Jilbabku Dibakar

Memang pilu dan tak kuasa rasanya mendengar langsung penuturan yang disampaikan saudara kita yang menjadi perantau Minang.

Namanya Putri Yanti. Ia menjadi salah satu korban kerusuhan Wamena. Ibu muda berusia 28 tahun itu berasal dari Padang Cupak, Kec. Lenggayang Kab. Pesisir Selatan, Sumbar.

Putri selamat dari tragedi berdarah saat kerusuhan terjadi di Wamena. Saat ini, ia sudah tidak punya apa-apa. Tidak hanya rumah, harta, usaha yang habis. Bahkan anak yang merupakan buah hati belaian jantung dan suami sebagai tulang punggung, adik ipar dan semua keluarganya dibunuh oleh perusuh di depan mata kepalanya sendiri.



Putri sudah dalam upaya pembunuhan perusuh. Ia dibakar oleh perusuh, sehingga jilbab dan baju yang dipakai di badan pun akhirnya terbakar.

Empat buah panah menancap di dadanya, bahkan tangan kiri dan kanan disayat oleh perusuh tersebut.

Ia berjuang menahan sakit bakar dan  pura-pura mati.

Padahal dirinya ketika itu dalam keadaan rambut dan pakaian terbakar, ia berjuang menahan sakit dibakar, sakit dipanah, sakit sayatan parang. Napas pun harus ia tahan dengan sekuat daya upaya.

Ia masih teringat, perusuh dengan sangat kejam berkata, "Siapa yang masih hidup maka potong lehernya!" .

Anak Putri bernama, Novri Yanto Rizky Wijaya, berusia 3 Tahun, tewas di pangkuannya karena dipanah dan dipukul dengan batu berulang kali di depan mata kepalanya.

Suaminya bernama Safrianto berusia 33 tahun dikapak dan dipukul dengan batu sampai mati dan dibakar bersama dengan anaknya yang masih balita itu.

Adik ipar Putri bernama Hendra, berusia 20 tahun dan abang Hendra bernama Aped berusia 24 tahun juga dikapak dan dibakar hingga mati.

Bersama dengan anak, suami dan adik iparnya juga dibakar 10 orang lainnya. Kejadian ini terjadi di lokasi Pasar Woma, Wamena, Papua.

Setelah sembilan hari berada di ruang ICU Rumah Sakit Yowari, kondisi Putri sudah melewati masa kritisnya.

Yang tak hilang, trauma Putri yang teramat tinggi. Ia sering berteriak-teriak memanggil anak dan suami yang telah meninggal.

Tidak ada komentar