Joker, Badut-badut Gelap dan Guru Ngaji
Badut kerap diidentikkan dengan sesuatu yang lucu, menggemaskan, jago sulap dan memiliki bentuk perut om-om.
Tapi tunggu dulu.
Di dunia hiburan ataupun jagat sinema, semua bisa menjadi beda cerita.
Dalam film-film bergenre horror, tidak sedikit badut yang digambarkan dengan sosok yang menakutkan dan menyeramkan.
Di tahun 2019 ini, setidaknya ada tiga film yang menjadikan badut sebagai sentral cerita. Sebut saja si Pennywise di IT Chapter 2, lalu Gags The Clown dan yang belakangan di-wow-kan, Joker.
Ini menjadikan orang yang Coulrophobia, semakin menjadi rasa takutnya terhadap badut.
Di ranah musik, ada sebuah band yang menjadikan badut sebagai sosok manusia bodoh. Badut di situ tak lagi lucu atau menakutkan, tapi memilukan.
Di film nasional, tahun lalu ada film Guru Ngaji. Sang tokoh utama tak sekadar guru ngaji tapi juga berprofesi sampingan sebagai badut.
Untuk yang terakhir disebut, teramat menyentil dan sangat sentimentil. Betapa menjadi guru ngaji di kampung halaman itu tidak bisa mengenyangkan anggota keluarga.
Film ini lebih horor dari film horor. Dia masih menghantui sekitar kita: guru ngaji yang kadang hanya dibayar 'syukran' dan 'afwan'. Sakit mental pembayarnya melebihi psikonya Joker.
@paramuda
Post Comment
Tidak ada komentar