Mufassir Abad 21 yang Menebarkan Pesan Perdamaian Islam
MUFASSIR ABAD 21 YANG MENEBARKAN PESAN PERDAMAIAN ISLAM
Oleh: Ust. Dr. Miftah el-Banjary, MA
Kecintaan pada ilmu Tafsir al-Qur'an membawa saya pada pertemuan dan berguru langsung dengan seorang mufassir abad 21 yang dalam setiap pengajarannya sarat dengan kesejukan pesan-pesan kedamaian Islam.
Beliau adalah Prof. Dr. al-Imam al-Akbar Syaikh Mohammed Sayyid Thantawi rahimahullah; Grand Shaikh Al-Azhar Mesir yang menjabat pimpinan tertinggi dari tahun 1996-2010.
Setiap usai shalat Jum'at kami diberikan pembelajaran khusus Tafsir al-Qur'an yang merupakan hasil tafsiran beliau sendiri sebagai seorang mufassir kontemporer abadi ini di masjid Madinatul Bu'uts Islamiyyah; asrama khusus mahasiswa bagi penerima beasiswa al-Azhar yang datang dari berbagai negara.
Secara pribadi, saya melihat sosok Syaikhul Azhar Sayyid Thanthawi sebagai seorang Maha-Guru yang sangat tinggi dedikasinya mendidik umat, bertabur kasih sayang, murah senyum, berbicara penuh kesopanan dan keramahan. Saya jarang menemukan sosok guru seperti beliau.
Pengajaran yang beliau sampaikan pun manakala menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an tidak tendensius, dan tidak juga memberi penekanan diantara mana penafsiran beliau dan mana penafsiran ulama mufassir lain.
Beliau menafsirkan kata-perkata, kalimat perkalimat, serta ayat perayat di dalam al-Qur'an dengan gaya bahasa narasi bercerita dan bernasehat dalam bahasa Arab Fushah (resmi) yang mudah sekali dipahami bagi pembelajar pemula. Jauh dari kesan menggurui, apalagi memvonis.
Kandungan ayat al-Qur'an yang beliau tafsirkan kesemuanya mengandung pesan-pesan kedamaian Islam yang sejatinya memang merupakan ayat-ayat rahmat.
Sayyid Thantawi juga mengeluarkan beberapa fatwa yang mengangkat derajat perempuan Arab, khsususnya Mesir dalam hal kesamaan hak politik untuk menjadi wakil rakyat di Parlemen.
Tentu berbagai tudingan, fitnah, dan kontroversi yang dialamatkan pada beliau sebagai seorang pemimpin tertinggi ulama Islam yang menjadi kiblat dunia serta seorang mantan mufti Mesir terniscayakan dari kelompok yang tidak sepaham dengan beliau.
Meski demikian, tampaknya beliau ingin menampilkan wajah Islam yang ramah, moderat dan toleran pada dunia yang pada hari ini memang sengaja membangun narasi streotip negatif terhadap Islam dan kaum muslimin.
Namun, semua itu ia jawab dengan keindahan serta pesan perdamaian al-Qur'an nan membawa kesejukan pada alam semesta.
Kini, Mufassir serta Mujaddid abad 21 itu telah meninggalkan umat Islam sejak 9 tahun yang lalu. Beliau wafat pada tanggal 10 Maret 2010 saat menghadiri Muktamar Dunia Islam sebagai pembicara sekaligus penerima Nobel Perdamaian Islam dari Kerajaan Arab Saudi.
Al-Imam Prof. Dr. Mohammed Sayyid Thantawi wafat dalam usia 82 tahun dengan meninggalkan warisan intelektual yang sangat berharga bagi umat Islam, sejumlah karya tafsir al-Qur'an berjudul "Al-Wasith" (Moderat).
Pesan perdamaian yang beliau usung bersumber dari al-Qur'an yang sering beliau sampaikan bahwa "Ayat-Ayat Rahmat" dan kasih sayang di dalam al-Qur'an lebih banyak dan mendominasi dibandingkan ayat-ayat yang berbicara tentang azab dan ancaman.
Wallahu 'alam.
Tidak ada komentar