Breaking News

HARTA, TAHTA DAN WANITA | Dalam Timbangan Tiga Ideologi Dunia


Oleh : Ahmad Sastra

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" [QS Al Baqarah : 201]

Kehidupan dunia tidaklah bisa dilepaskan dari tiga unsur utama yakni harta, tahta dan wanita. Harta merujuk kepada konsep kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam, baik individu maupun sosial. Tahta merujuk kepada kekuasaan suatu negara dalam mengelola sumber daya alam, kehidupan dan sumber daya manusia. Wanita merujuk kepada konsepsi peran penting wanita, ibu, istri  dan keluarga.

Kebaikan di dunia yang dimaksud dalam surat  Al Baqarah ayat 201 di atas mencakup seluruh keinginan duniawi, baik berupa kesehatan, rumah yang lapang, istri yang cantik, reseki yang melimpah, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, kendaraan yang mewah, pujian dan selainnya (Tafsir Ibn Katsir 1/343).

Sedangkan kebaikan di akhirat tentulah yang dimaksud adalah al-jannah (surga) karena mereka yang tidak dimasukkan ke dalam surga sungguh telah diharamkan untuk memperoleh kebaikan di akhirat (Tafsir ath-Thabari 1/553). Termasuk juga di dalamnya adalah rasa aman dari rasa takut ketika persidangan di hari kiamat dan kemudahan ketika segala amalan dihisab (Tafsir Ibn Katsir 1/342).

Kebaikan adalah segala hukum dan aturan yang diturunkan Allah. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa [QS An Nahl : 30].

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya [QS Ali Imran : 19].

Dengan kata lain yang lebih sederhana, kehidupan duniawi yang terdiri dari harta, tahta dan wanita akan menjadi kebaikan jika dikelola sesuai dengan aturan Allah yakni hukum Islam. Kebaikan di dunia inipun akan menjadi wasilah kebaikan di akherat yakni keselamatan dari siksa api neraka dan akan di masukkan ke dalam surganya Allah.

Sebab mengelola harta, tahta dan wanita karena Allah dan sejalan dengan sunnah Rasulullah akan menjadi amal sholeh. Sebaliknya mengelola harta, tahta dan wanita dengan menggunakan sistem selain Islam akan menjadi malapetaka di dunia dan kesengsaraan di akherat.

Kesalahan pengelolaan terhadap harta, tahta dan wanita dimulai dari kesalahan konsep [worldview] atas ketiganya. Kesalahan konsep tentang harta atau sumber daya alam akan mengakibatkan pertumpahan darah dan kemiskinan, bahkan kerusakan alam semesta.

Sebagai contoh pembagian harta waris yang  salah akan mengakibatkan permusuhan. Kesalahan konsep kekuasaan akan melahirkan berbagai bentuk kezaliman politik, sosial, budaya, pendidikan dan eskonomi yang berpotensi melahirkan berbagai konflik sosial. Kesalahan konsep atas wanita dan kekuarga akan melahirkan generasi amoral dan kehidupan manusia yang destruktif.

Ideologi di dunia ini hanya ada tiga, yakni komunisme yang atheis, kapitalisme yang sekuler dan Islam yang washatiyah dan kaffah. Islam washatiyah adalah Islam yang dijalankan oleh Rasulullah.

Washatiyah merujuk kepada dimensi keadilan, kebaikan dan pilihan terbaik yang menjadi saksi atas sistem manusia yang zolim, seperti kapitalisme dan komunisme. Istilah washatiyah adalah istilah islami merujuk kepada wahyu al Qur�an, tidak sama dengan istilah moderat yang dibangun oleh epistemologi barat yang sekuler atheis yang merujuk kepada akal dan nafsu manusia.  Tentu berbeda epistemologi yang bersumber dari wahyu dan yang dari nafsu.

Islam bersumber dari wahyu dan kapitalisme komunisme bersumber dari manusia [antroposentrisme]. Dimensi antroposentrisitas kapitalisme dan komunisme adalah [1] upaya pemutusan hubungan manusia dengan metafisika dan agama, [2] menjadikan manusia sebagai sumber kebenaran, keindahan, kesenangan, kekuatan dan kepalsuan, [3] berorientasi duniawi semata yang materialisme. Paradigma humanisme dalam pandangan Barat � sejak Yunani kuno hingga Eropa sekarang � telah diseret ke materialisme dan mengalami nasib serupa dalam liberalisme kaum ensiklopedis, dalam kebudayaan borjuis Barat dan dalam Marxisme.

Konsep harta atau sumber daya manusia dalam sistem kekuasaan kapitalisme bebas dimiliki oleh individu, karena itu ciri khas kapitalisme adalah individualistik.

Liberalisasi kepemilikan harta akan menyebabkan kemiskinan yang menganga karena hanya segelintir kapitalis yang mampu menguasai sumber-sumber ekonomi. Worldview kapitalisme adalah materialisme yang tidak mengenal etika halal dan haram.

Begitupun wanita hanya dipandang sebagai barang dagangan untuk meraih keuntungan materi. Konsep keluarga dalam kapitalisme sekuler hanya dimaknai sebagai pola penyeluran libido seksual semata, karena itu tidak diperlukan ikatan pernikahan.

Bahkan homoseksual dan lesbianismepun diberikan ruang dan dan dilindungi undang-undang sebagai bagian dari hak asasi manusia. Paradigma harta, tahta dan wanita dalam ideologi kapitalisme sekuler akan menghasilkan peradaban destruktif karena kesalahan epistemologis. Akibatnya akan lahir kerusakan fisis dan nonfisis dalam kehidupan manusia.

Kapitalisme merujuk kepada sistem sosial ekonomi yang individualistik dan liberalistik, dimana kepentingan individu diatas segalanya. Karena itu kapitalisme sering juga disebut dengan istilah free enterprise atau private enterprise. Hak milik privat atas alat-alat produksi dan konsumsi [tanah, pabrik, jalan, dll] dengan tujuan menumpuk kekayaan individual adalah karakter utama kapitalisme menurut Milton H Spencer. Konsep ini timbul dari pemikiran filsafat John Locke yang berpendapat bahwa kekayaan adalah hak alamiah dan terlepas dari kekuasaan negara.

Kapitalisme tidak memberikan ajarkan ideologi yang sistematis, namun memberikan tatanan sosial dan ekonomi yang melawan agama, tetapi secara tidak langsung. Kapitalisme melakukan serangan terhadap agama atas nama ilmu, bukan atas nama kapitalis dan borjuis.

Tidak jauh berbeda dengan kapitalisme sekuler, dalam ideologi komunisme atheis konsep harta, tahta dan wanita juga berpijak kepada orientasi materialisme. Hanya saja tahta dalam komunisme bersifat otoriterisme dan diktetor dimana seluruh sumber daya alam dan manusia mutlak dalam genggaman negara atau pemimpin tunggal diktator. Sebab agama, bagi komunisme hanyalah sebuah racun dan candu bagi masyarakat.

Karl Marx pernah mengatakan bahwa agama memberikan suatu bentuk kesadaran diri untuk mereka yang belum mencapai penguasaan diri atau mereka yang telah kehilangan dirinya lagi.

Meskipun demikian, agama adalah realisasi suprarasional dari nasib manusia, sebab nasib manusia tidak memiliki eksistensi nyata. Konsekuensinya, memerangi agama berarti memerangi suatu dunia yang didalamnya agama adalah esensi spiritual. Musibah agama mengungkapkan penderitaan sebenarnya, sekaligus memberikan suatu protes terhadapnya. Agama adalah keluh kesah dari wujud yang tiada berdaya, hati dunia yang tak berhati, semangat dari makhluk yang tak bersemangat. Agama adalah candu bagi masyarakat.

Kapitalisme ekonomi akan menjadikan kesenjangan menganga antara yang kaya dan yang miskin. Kekayaan sebuah negara hanya akan dikuasai oleh segelintir manusia rakus. Sementara dari sisi sosial, sekulerisme akan melahirkan perilaku individual amoral yang jauh dari nilai-nilai agama dengan berlindung dibalik hak asasi manusia sebagai hak individual untuk berbuat apa saja. Kapitalisme sekuler telah membawa self destructive sejak lahir.

Worlview kapitalisme dan komunisme yang antietika agama inilah yang kelak menjadi sumber malapetaka sosiologis dunia modern di seluruh aspeknya. Sosiologisme bentukan kapitalisme sekuler dan komunisme atheis adalah kejahatan sistematis yang tak mungkin dimaafkan, sebaliknya harus dimusnahkan.

Berbeda jauh dengan ideologi Islam yang memandang harta atau sumber daya manusia dalam perspektif yang adil. Dalam Islam dikenal adanya tiga kepemilikan harta, yakni milik umat, milik negara dan milik individu. Sumber daya alam adalah harta milik umat yang tidak boleh dijual kepada asing, dikelola negara untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.

Tahta atau kekuasaan dalam pandangan Islam adalah amanah kepemimpinan yang berdasarkan al Qur�an dan Al Hadist. Kekuasaan atau negara Islam adalah negara yang bertujuan untuk menerapkan hukum-hukum Allah secara kaffah, halal dan haram menurut Allah dan RasulNya menjadi tolok ukur setiap kebijakan.

Sementara kedudukan wanita dalam ajaran Islam sangat mulia, bahkan ada salah satu surat al Qur�an yang memiliki arti wanita. Wanita didudukkan sebagai penjaga keluarga yang mampu melahirkan anak-anak dan mendidiknya menjadi generasi mulia melalui ikatan pernikahan. Meski bekerja membantu suami diperbolehkan, namun kewajiban mendidik anak-anak tidak boleh ditinggalkan.

Dengan menerapkan hukum Allah secara kaffah dalam bingkau daulah Islam, maka harta, tahta dan wanita akan menjadi sebab lahirnya peradaban manusia yang adil, mulia dan mensejahterakan. Dengan kata lain, penerapan Islam kaffah akan melahirkan kebaikan/hasanah kehidupan di dunia sebagai bekal untuk kebaikan dan hasanah di akherat. Sebaliknya kapitalisme dan komunisme hanya akan melahirkan kerusakan peradaban dunia dan kesengsaraan di akherat.

Segera buang kapitalisme dan komunisme dalam tong sampah peradaban. Saatnya mewujudkan keberkahan harta, keadilan tahta dan kemuliaan wanita dengan menerapkan Islam kaffah dalam institusi daulah Islam yang rahmatan lil�alamin.


*[AhmadSastra, 30/09/19 : 09.00 WIB]*

Tidak ada komentar