Asing Sudah Kabur Rp 6 T, Demo Bikin Investor Ogah Masuk
DEMOKRASI.CO.ID - Aksi demo yang dilakukan mahasiswa di sejumlah titik di Indonesia, termasuk di gedung parlemen yang berlangsung sejak Senin kemarin membuat langkah investor saham pada perdagangan Selasa (24/9/2019) surut.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada penutupan sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah jatuh 1,26% ke 6.128,2 poin, artinya IHSG sudah melorot dari level 6.200.
Sepanjang perdagangan pagi ini, posisi terendah indeks ada pada level 6.121,35 poin. Investor asing bahkan sudah mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 528,17 miliar di semua pasar.
Bahkan dalam sebulan terakhir, asing sudah kabur dari pasar saham Indonesia hingga Rp 6,90 triliun di semua pasar.
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan aksi demo yang berlangsung saat ini menjadi sentimen utama pergerakan indeks. Sebab, aksi yang dilakukan ini dinilai mengangkat isu yang sensitif.
"Kita [IHSG] turun sendirian [di Asia]. Jadi menurut saya karena faktor demo yang berpotensi berkepanjangan," kata Suria, Selasa (24/9/2019).
Mengacu data perdagangan, bursa saham regional Asia justru menghijau. Nikkei 225 di Jepang naik 0,20%, Hang Seng di Hong Kong menguat 0,35%, dan Shanghai Composite di China naik 0,64%.
Suria menjelaskan, aksi demo ini dinilai cukup sensitif dan bisa menimbulkan ketidakpastian yang lebih lanjut. Perlu diketahui, pasar tak selalu merespons seluruh demo yang berlangsung.
Tak hanya karena faktor demo yang masih berlangsung, analis PT Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada katalis positif dari perekonomian dalam negeri. Faktor ini menjadi salah satu sentimen yang membuat investor cabut dari dalam negeri.
Ditambah lagi dengan kondisi perekonomian global yang yang semakin melambat, terutama laporan dari Eropa dan Amerika.
"Tanda-tanda ekonomi global makin melambat, sudah mulai terlihat, khususnya dari Eropa yang mana pertumbuhan manufaktur melambat dan sudah mulai merambat ke sektor service, seperti perusahaan jasa travel euro terbesar yg mau mendekati ambruk. Sektor tenaga kerja service di Amerika Serikat juga sudah mulai melambat," terang dia. [cnbc]
Tidak ada komentar