Tak Sejalan Lagi, PDI Desak Nasdem Keluar Dari Koalisi Jokowi

Partai banteng moncong putih PDIP, mendesak Nasdem keluar dari koalisi Jokowi karena dianggap tidak suka dan mencurigai pertemuan antara tiga tokoh nasional yaitu Prabowo Subianto-Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo

Desakan itu disampaikan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kapitra Ampera di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga : Menolak Anies Capres, NasDem Peringatkan PSI

�Nasdem memaksakan diri menjadi oposisi. Bahasa-bahasa yang dikeluarkan politikus NasDem Akbar Faizal itu oposisi, jadi, lebih baik Nasdem keluar dari koalisi Jokowi itu lebih bagus. Mudah-mudahan NasDem jadi oposisi sesungguhnya,� jelas Kapitra.

Tidak Hanya Kapitra, Politikus PDIP  Dwi Ria Latifa juga menilai pernyataan politikus Nasdem Akbar Faizal tidak suka akan pertemuan Jokowi-Prabowo maupun Megawati-Prabowo.

�Bahwa pertemuan itu ditafsirkan membuat satu masalah buat Nasdem. Bahwa yang kita bahas dari awal keindahan pertemuan para pemimpin kita yang pada pemilu 2019 ribut sampai ke akar rumput dan ada pertemuan untuk memberikan kesejukan pada masyarakat dan pemimpin kita sudah bertemu. Sudah bertemu justru komplain ini,� kata Dwi Ria Latifa.

Kata Dwi Ria Latifa, gusarnya Nasdem dalam pertemuan Megawati-Prabowo terkait masalah kursi jabatan.

�Seolah-olah pertemuan Megawati-Prabowo tidak boleh sehingga ada pertemuan Gondangdia yang digagas NasDem,� ucapnya.

Baca Juga : Gerindra Gabung Koalisi Jokowi, Ma'ruf Amin : Harus Ada Kesepakatan

Sebelumnya, Politisi Nasdem Akbar Faizal menyebutkan, terjadi kenaifan di ruang politik saat ini sedang terjadi. Hal ini terkait pertemuan Prabowo Subianto-Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat dan pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di MRT.

Menurutnya, pertemuan itu terkesan dipaksakan. Selain itu  Akbar juga mengatakan, membangun bangsa itu tidak harus satu bahasa, perbedaan-perbedaan itu adalah bagian dari membesarkan sebuah bangsa. Untuk itu, Nasdem berharap Gerindra tetap di luar pemerintahan, karena oposisi itu bukan hal yang hina.