Wisatawan Luar Daerah Kecewa, Permandian Waterboom Mattampa Di Segel Pemerintah
KORANPANGKEP.CO.ID - Sejunmlah pengunjung dari luar daerah, terpaksa harus kecele dan kecewa lantaran tidak bisa menikmati libur Lebaran bersama keluarga di Permandian Mattampa, Kelurahan Samalewa Kecamatan Bungoro, Kabupaten kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulsel. Sebab, sejak bulan ramadan lalu tempat wisata tersebut ditutup dan disegel oleh pemerintah setempat.
Pantauan awak media, gerbang pintu masuk ketempat wisata permandian alam dan waterboom tersebut, tampak tertutup, Rabu (7/6/2019). Di gerbang dipasang spanduk bertulisan 'Peringatan Lokasi Waterboom Mattampa ditutup sampai waktu ditentukan kemudian' tulis Diparbud kabupaten Pangkep dalam spanduk tersebut. Warga yang datang pun kecewa dan balik kanan.
Rahmat (31), pengunjung dari kabupaten Sidrap, Sulsel, mengaku tak mengetahui tempat wisata waterboom di Pangkep telah ditutup. Padahal, dalam liburan bersama keluarga ini, dia sudah mempersiapkan segalanya, termasuk membawa lengkap anggota keluarga, dan bekal makanan untuk berwisata ditempat tersebut.
"Sayang sih ya, sudah ajak anak, istri, dan keluarga lainnya namun tutup, padahal sudah bawa makanan, tikar, segala macam, ya paling kita cari tempat wisata lain di Maros atau di Barru" ujar Rahmat.
Hal senada diungkapkan pengunjung asal kota Pare-Pare Sulsel, Haji Rivai. yang membawa 1 mobil bersama 7 anggota keluarganya merasa datang sia-sia.
"Kali ini tujuannya ke Matmpa. Sudah pasti saya kecewa, sudah perjalanan jauh, bawa anak, pusing saya," kata Rivai.
Rivai mengaku memilih Matampa karena selain ingin menikmati permandian Waterboom, dia juga ingin memberikan edukasi kepada anaknya tentang gua prasejarah dan mesium yang ada di Mattampa.
"Ya, Lebaran kita manfaatkan untuk liburan. Mumpun ada waktu libur bersama, tentunya saya pilih Mattampa karena, juga bisa edukasi anak-anak saya," kata dia.
Sementara itu Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana menjelaskan, sektor pariwisata Kabupaten Pangkep yang ada saat ini, tidak berjalan maksimal.
�Permandian Mattampa kami tutup langsung,� tegasnya.
Padahal disebut hingga saat ini kontrak kerja sama dengan pihak ketiga masih berjalan hingga lima tahun ke depan.
�Walaupun masih ada kontrak lima tahun lagi, tetapi kita evaluasi dan kita tutup sekarang. Sebab tidak ada hasilnya. Itu tidak optimal makanya daerah yang langsung ambil alih,� paparnya.
(ADM-KP)
Pantauan awak media, gerbang pintu masuk ketempat wisata permandian alam dan waterboom tersebut, tampak tertutup, Rabu (7/6/2019). Di gerbang dipasang spanduk bertulisan 'Peringatan Lokasi Waterboom Mattampa ditutup sampai waktu ditentukan kemudian' tulis Diparbud kabupaten Pangkep dalam spanduk tersebut. Warga yang datang pun kecewa dan balik kanan.
Rahmat (31), pengunjung dari kabupaten Sidrap, Sulsel, mengaku tak mengetahui tempat wisata waterboom di Pangkep telah ditutup. Padahal, dalam liburan bersama keluarga ini, dia sudah mempersiapkan segalanya, termasuk membawa lengkap anggota keluarga, dan bekal makanan untuk berwisata ditempat tersebut.
"Sayang sih ya, sudah ajak anak, istri, dan keluarga lainnya namun tutup, padahal sudah bawa makanan, tikar, segala macam, ya paling kita cari tempat wisata lain di Maros atau di Barru" ujar Rahmat.
Hal senada diungkapkan pengunjung asal kota Pare-Pare Sulsel, Haji Rivai. yang membawa 1 mobil bersama 7 anggota keluarganya merasa datang sia-sia.
"Kali ini tujuannya ke Matmpa. Sudah pasti saya kecewa, sudah perjalanan jauh, bawa anak, pusing saya," kata Rivai.
Rivai mengaku memilih Matampa karena selain ingin menikmati permandian Waterboom, dia juga ingin memberikan edukasi kepada anaknya tentang gua prasejarah dan mesium yang ada di Mattampa.
"Ya, Lebaran kita manfaatkan untuk liburan. Mumpun ada waktu libur bersama, tentunya saya pilih Mattampa karena, juga bisa edukasi anak-anak saya," kata dia.
Sementara itu Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana menjelaskan, sektor pariwisata Kabupaten Pangkep yang ada saat ini, tidak berjalan maksimal.
�Permandian Mattampa kami tutup langsung,� tegasnya.
Padahal disebut hingga saat ini kontrak kerja sama dengan pihak ketiga masih berjalan hingga lima tahun ke depan.
�Walaupun masih ada kontrak lima tahun lagi, tetapi kita evaluasi dan kita tutup sekarang. Sebab tidak ada hasilnya. Itu tidak optimal makanya daerah yang langsung ambil alih,� paparnya.
(ADM-KP)
Tidak ada komentar