Breaking News

Hadir Uwad Rabithah, Anies: Seluruh Keturunan Arab Mendukung Kemerdekaan Dan Sudah Menjadi Bagian Dari Indonesia



Kamis, 6 Juni 2019

Faktakini.net, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Haji Anies Rasyid Baswedan pada hari ini, Kamis (6/6/2019) yang merupakan hari kedua Idul Fitri 1440 Hijriyah hadir pada acara "Uwad Keluarga Besar Alawiyin" di Gedung Darul Aitam, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Rabithah Alawiyah sebagai wadah komunitas para Habaib, Dzurriyah Rasulullah SAW atau anak cucu Nabi Muhammad SAW sedunia selama puluhan tahun memang rutin mengadakan acara halal bihalal atau uwad di tempat ini.

Acara "Uwad Keluarga Besar Alawiyin 2019" ini dihadiri oleh Ketua Pengurus Pusat Rabithah Alawiyah Habib Zein bin Umar bin Smith beserta para pengurus Rabithah, Tokoh Habib dan ribuan Habaib lainnya, serta puluhan Jurnalis termasuk Faktakini.net

Diantara Tokoh Habaib yang hadir antara lain Habib Muchsin bin Zeid Alatas Imam DPD FPI DKI Jakarta, Habib Abdurrahman Bashurroh, Habib Ahmad bin Muhammad Alatas, Habib Said Agil Almunawar, Habib Fadel Muhammad Alhaddar , Habib Ismeth Alhabsyi, Habib Hussein bin Ali Alatas, Habib Ja'far Assegaf, Dr Anies Shahab Rektor UI, Habib Ali Albahar dan lainnya.

Kedatangan Anies sekitar pukul 09.00 WIB langsung disambut hangat dan antusias oleh ribuan Habaib yang hadir di acara silaturahmi menyambut hari Idul Fitri 1440 H ini.

Gubernur santun nan berprestasi yang sangat dicintai oleh warga Jakarta ini kemudian dipersilahkan duduk di panggung utama bersama para Tokoh Habaib.

Acara Uwad ini dimulai sejak pukul 08.00 pagi, diisi dengan pembacaan Tahlil, Sholawat, Maulid Nabi Muhammad SAW, Sambutan DPP Rabithah Alawiyah, Ceramah agama, pemutaran video Rabithah Peduli, lalu Tausiyah dan lainnya dengan dipandu oleh MC Habib Husein bin Ja'far Alhaddad.

Sambutan pertama diberikan oleh Prof Dr Hussein Ali Alatas selalu Sekum DPP Rabithah Alawiyah, yang memberikan laporan kegiatan dan program Rabithah Alawiyah selama ini.

Selanjutnya giliran Anies yang memberikan ceramah. Ia membuka sambutannya dengan mengucapkan Selamat Idul Fitri 1440 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin pada ribuan Habaib yang hadir.

Kemudian Anies memberikan salam hormat kepada para Tokoh Habaib yang hadir terutama para pengurus DPP Rabithah Alawiyah, dan menyampaikan terima kasih dan apresiasi pada Rabithah Alawiyah atas peranan dan manfaat yang telah mereka berikan selama ini.

Anies kemudian menceritakan bahwa ia pernah menolak saat diundang untuk menjadi pembicara dalam salah satu diskusi yang mengambil tema "Peranan Keturunan Arab dalam kemerdekaan Indonesia".

"Keturunan Arab sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia, keturunan Arab bukan orang lain, jadi tak bisa memberi judul 'apa peran keturunan Arab' dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia', ini sama seperti menanyakan apa peranan keturunan Jawa, Sunda dan sebagainya dalam kemerdekaan Indonesia", tegas Anies yang langsung disambut antusias oleh ribuan Habaib yang hadir.

Anies mengungkapkan keturunan Arab berbeda dengan misalnya keturunan Belanda di Indonesia. Karena keturunan Arab sudah menjadi bagian dari Indonesia itu sendiri.

Anies mengungkapkan alhamdulillah acara diskusi itu akhirnya tidak jadi dilakukan, karena pihak panitia akhirnya sadar dan paham bahwa keturunan Arab tidak perlu dipertanyakan lagi apa peranannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Silahkan datangi nisan para pahlawan di seluruh tempat pemakaman di Indonesia, dan temukan namanya, pasti banyak keturunan Arab", ujar Gubernur pilihan para Ulama dan Habaib ini.

"Peranakan Arab di tahun 1934 membentuk Partai Arab Indonesia (PAI) di Semarang, dan disitu mereka telah menyatakan sebagai bangsa Indonesia. Bayangkan, mereka mengungkapkan pernyataan ini sebelum Indonesia ada, ini adalah bentuk komitmen kecintaan tanah air yang tanpa syarat dari para tokoh dan anak-anak muda Arab pada saat itu", lanjut Anies.

"Yang menarik dari semua kelompok (Arab) semua bersatu dan menyatakan sebagai tanah air Indonesia. Jadi jangan mau diskusi tentang apa peranan Arab di Indonesia, karena keturunan Arab sudah menjadi bagian dari Indonesia", tambahnya.

Anies kemudian mengungkapkan salah satu Tokoh Tionghoa mengakui adanya perbedaan antara  keturunan Arab dengan Cina (Tionghoa) di Indonesia, yaitu keturunan Arab seluruhnya mendukung kemerdekaan Indonesia, sementara keturunan Cina hanya sebagian tokohnya saja, sementara warganya banyak yang tidak mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dan ucapan tokoh Cina itu pernah dimuat di majalah Tempo tahun 1986.

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu kemudian melanjutkan, "Partai politik itu dibentuk untuk tujuan meraih kekuasaan, tetapi PAI (Partai Arab Indonesia) adalah satu-satunya partai yang membubarkan diri, bubar setelah Indonesia merdeka, karena tujuan mereka hanya satu yaitu Indonesia merdeka. Begitu Indonesia merdeka.. Mereka pun langsung membubarkan diri  Tidak ada satu pun partai lain yang begitu. Para keturunan Arab itu tidak lagi membawa identitas Partai Arab Indonesia, tetapi kemudian bergabung ke partai-partai lain seperti partai NU, PNI dan lain-lain".

"Tantangan kita di depan banyak, saya berharap para Habaib dan alim ulama kita menunjukkan jawaban atas tantangan yang ada termasuk tantangan kemiskinan."

"Yang kedua, peluang di bidang perekonomian luar biasa, kita membutuhkan entrepreneur-entrepreneur hebat untuk mengatasi permasalahan perekonomian. Program-program seperti ini penting sekali."

Anies yang telah berhasil menutup Hotel esek-esek Alexis dengan secarik tanda tangan ini kemudian menekankan pentingnya tanda tangan pejabat.

"Kebijakan dibuat oleh tanda tangan. Banyak yang bilang itu politik tidak penting, sampai saat tanahnya mau digusur baru sadar berapa pentingnya politik."

Kemudian Anies memberikan apresiasi kepada warga di sekitar lokasi tempat ia ceramah saat ini, yaitu warga Tanah Abang yang begitu antusias ikut takbir keliling di hari Selasa malam (4/6) termasuk Anies sendiri juga turut hadir takbir keliling.

"Ribuan warga Tanah Abang turun di malam takbiran. Jangan sampai kita menjadi seperti tamu di tanah kita sendiri. Ini adalah tanah kita, ini kebiasaan kita, ini adalah ucapan dari Bung Hatta", ujar Anies.

Di era Gubernur Ahok penista agama Islam, warga Jakarta memang ia larang untuk melakukan takbir keliling di malam lebaran, bahkan sosok bernama asli Zhong Wan Xie ini pernah mengancam akan mengerahkan Satpol PP untuk membubarkan warga Jakarta yang melakukan takbir keliling. Hanya saja warga Jakarta tak kenal takut pada gertakan si Ahok dan selalu melawannya.

Namun alhamdulillah masa kelam itu telah berlalu karena kini DKI Jakarta sudah dipimpin Anies Gubernur Muslim sehingga tradisi takbir keliling syiar Islam ini tak dihalang-halangi lagi.

"Kita harus bisa dalam semua aspek menjadi tuan rumah di tanah kita sendiri. Apalagi Jamiat Kheir, sebagai (Organisasi) yang paling awal, pertama terlibat, kita harus mendukung", ujar Anies memuji Jamiat Kheir organisasi yang berdiri pada tahun 1901 dan banyak berjasa mendukung kemerdekaan Indonesia dan membantu masyarakat.







Tidak ada komentar