Kritikan Rocky Gerung ke Pemerintahan Jokowi Soal Pengambilalihan Saham Freeport
Pengamat Politik Rocky Gerung mengkritisi setengah saham Freeport yang telah diambil alih oleh pemerintah. Menurutnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang dibuat-dibuat sedemikian rupa.
"Suksesnya tiba-tiba Freeport berhasil dimiliki. Beritanya itu dibuat tiba-tiba, akhir tahun. Kata-katanya itu dibuat memiliki 51 persen. Kata memiliki ini negara kah? Atau kah ini tukar tambah dengan global," kata Rocky saat diskusi di Roemah Djoeang Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 81, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/12).
"Global fund yang dipakai kan? Kita tahu bahwa ekonomi kita itu berlapis-lapis diagungkan. Justru itu saya mau terangkat kalau klaim nasionalisme, itu Inalum dari mana uangnya, porsi APBN mana?," sambungnya.
Dia menekankan, pengambilan saham perusahaan tambang emas tersebut bukan bentuk nasionalisme pemerintah. Menurutnya, itu bisnis yang wajar yang dilakukan setiap orang.
"Kalau enggak ada di situ berarti sourcenya adalah global dan itu perlu diterangkan bahwa itu bukan nasionalisme. Itu bisnis yang bisa dilakukan semua orang yang resikonya yang ajukan pada sistem asuransi dunia," katanya.
Diketahui, Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) resmi memiliki 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia dengan membayarkan USD 3,85 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (kurs Rp 14.500 per USD).
Pengambilalihan mayoritas saham Freeport oleh PT Inalum ini pun mengubah status Freeport dari kontrak karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).(MDK)
Tidak ada komentar