Pengamat: Dicurigai Ada Peran Intelijen Asing di Balik Pernyataan Provokatif Ahok
POS-METRO.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuk Tjahaja Purnama (Ahok) telah memunculkan konflik baru dengan menyatakan Pancasila �tidak sempurna� jika minoritas seperti dirinya tidak menjadi presiden.
Pendapat tersebut disampaikan pengamat politik Ahmad Lubis kepada intelijen (19/10). �Ahok bilang Pancasila belum sempurna bila minoritas seperti Ahok belum jadi presiden. Itu sengaja diucapkan Ahok untuk memancing konflik. Ini berpotensi memecah belah bangsa. Ini sangat berbahaya,� tegas Ahmad Lubis.
Statement keras Ahok, kata Lubis, selalu memicu gesekan berbagai kelompok di Indonesia. �Padahal di berbagai wilayah Indonesia, sudah ada kearifan dan paham akan Pancasila. Tak perlu diajari oleh seorang Ahok,� papar Lubis.
Lubis mencurigai, di balik pernyataan kontroversial Ahok ada peran agen intelijen asing yang bertujuan untuk memprovokasi rakyat Indonesia sehingga terjadi konflik. �Ini tampaknya ada kekuatan besar dari pihak asing yang mendukung Ahok, sehingga bisa berbicara seenaknya sendiri,� jelas Lubis.
Sebelumnya, Ahok menyebut aplikasi Pancasila akan sempurna saat bangsa Indonesia tidak lagi mempermasalahkan Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) dari seorang presiden. Ketika itu, pemimpin dinilai dari prestasi dan kinerja.
�Kalau tahun depan saya bisa terpilih karena prestasi saya, bukan karena SARA dan adu program, maka tembok �rumah Pancasila� selesai dibangun,� kata Ahok (15/10).
Rumah Pancasila itu akan selesai dibangun jika yang Ahok bisa menjadi presiden. �Kalau satu hari yang dicap minoritas di negeri ini, konstitusi menjamin bisa menjadi presiden republik ini. Maka atap dan pagar rumah Pancasila lengkap kita bangun,� kata Ahok. [intelijen]
Tidak ada komentar