Breaking News

Butuh Bantuan & Do'a, Radang Paru Membuat Napas Bayi Arkansa Kian Menyesakkan, Ayah Hanya Seorang Buruh Angkat

Dalam setiap bulir keringat Pak Amin, terukir harapannya tuk tetap bisa hidupi anak istrinya di rumah� Apalagi sudah 3 bulan ini, si kecil Arkan tengah meregang nyawa di rumah sakit.  Paru-parunya diserang ratusan bakteri ganas hingga timbulkan infeksi pernapasan akut. Ironisnya, napas Arkan bisa putus kapan saja bila Pak Amin tak segera siapkan 50 Juta untuk biaya perawatan malaikat kecilnya� 


Penantian menyambut kelahiran buah hati harus berujung lara� Peluh Pak Amin sebagai buruh angkut menyatu dengan tetesan air matanya yang tak bisa ia bendung. Di setiap langkahnya, terbayang wajah mungil Arkan menahan sakit dibalik selang-selang ventilator yang menopang hidupnya.


Suara jerit tangis Arkan menyambut Pak Amin pulang mencari nafkah, kini berubah menjadi jerit tangis kesakitan. Hanya berselang 5 hari setelah Arkan lahir, tubuh mungilnya sudah harus rasakan tajamnya jarum infus dan berbagai alat bantu medis yang melilit tubuhnya.

Hasil ronsen mengatakan bahwa paru-paru kanan Arkan mengalami sedikit kemiringan. Ratusan bakteri ganas juga sudah bersarang di tubuhnya hingga sebabkan infeksi paru akut. Sesak terus mencekik napas Arkan tanpa alat bantu medis yang berbunyi 24 jam!


Parahnya, bakteri-bakteri pembawa infeksi itu juga sebabkan pertumbuhan Arkan terhambat. Di usianya yang baru 3 bulan, berat badannya hanya 2,7 kg! Tak ada makanan yang bisa masuk ke tubuhnya karena selalu ia muntahkan, bahkan ASI sang Ibu!


Kini hanya jarum infus, selang ventilator, dan obat-obatan penunjang nutrisi yang bisa membuat Arkan bertahan. Sedetikpun dicabut, komplikasi hingga gagal napas terus mengintai keselamatan malaikat kecil Pak Amin dan Bu Muminang.

Dalam tangis pilu Pak Amin, terbesit sebuah kecemasan� Apakah Arkan bisa lalui cobaan ini� Harus berapa lama Arkan menderita seperti ini� Harus berapa lama pula Pak Amin kumpulkan biaya untuk kesembuhannya yang sudah mencapai 50 juta� Upahnya sebagai kuli angkut hanya hasilkan 75 ribu sehari, itupun masih harus ia bagi untuk hidupi kakak-kakak Arkan di rumah.

Tabungan yang dikumpulkan Pak Amin 5 ribu tiap harinya masih sangatlah jauh untuk selamatkan sang buah hati.. Kini, di samping ranjang kecil tempat Arkan berbaring, sambil terus berusaha, Pak Amin dan Bu Muminang mencoba tetap tegar menerima cobaan dari Allah untuk malaikat kecilnya. Memegang erat tangan Arkan, mereka berharap Allah mendengar doa-doanya untuk keselamatan sang buah hati� 

Tidak ada komentar