Breaking News

BNPT Keliru, Memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam Kelompok Intoleran




Rabu, 15 September 2021 

Faktakini.info, Jakarta - Senin kemarin (13/9), saya menerima puluhan tayangan presentasi ceramah Badan Nasionalisme Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Depok. Salah satu isi tayangan BNPT itu adalah mengategorikan gerakan Islam Ikhwanul Muslimin dalam kelompok intoleran.

Saya ternganga. Yang jadi pertanyaan kenapa BNPT memasukkan Ikhwanul Muslimin (Ikhwan) dalam kelompok intoleran? Dalam tayangan presentasi yang saya terima itu, tidak dijelaskan. Entah penceramah BNPT saat itu menjelaskan atau tidak.

Tapi yang jelas, sikap BNPT memasukkan Ikhwan dalam kelompok intoleran, adalah hal yang keliru. BNPT hanya membebek pada kebijakan pemerintah Mesir saat ini, Presiden as Sisi kepada Ikhwan. Atau BNPT hanya mengambil pendapat dari ilmuwan yang anti gerakan Islam, khususnya Ikhwanul Muslimin.

As Sisi memang bersikap keras atau kejam kepada gerakan Islam Ikhwanul Muslimin. Ribuan orang Ikhwan wafat di tangannya.

Jenderal as Sisi meraih kekuasaan di Mesir dengan kudeta. Ia mengudeta pemerintahan yang sah yang dipimpin Presiden Mohammad Mursi (2013). Kelicikan as Sisi ketika mengumumkan kudeta ia didampingi oleh Imam Besar Al-Azhar Ahmed el-Thayeb, Paus Theodoros II dari Aleksandria, dan pemimpin partai oposisi Mohamed ElBaradei. Sedangkan Mursi meraih kekuasaan di Mesir lewat pemilu yang demokratis (2012). Mursi adalah tokoh terkemuka Ikhwan yang akhirnya wafat dalam tahanan as Sisi.

Kini as Sisi bukan hanya membunuh ribuan Ikhwan, tapi juga membubarkan dan menyatakan kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok terlarang. Pemimpin-pemimpin Ikhwan dipenjara dan diancam hukuman mati serta buku-bukunya dilarang beredar.

Sikap Presiden as Sisi ini mirip seperti sikap presiden Mesir sebelumnya Gamal Abdul Nasser. Gamal memerintah Mesir pada 1954-1970. Saat Gamal memerintah ia juga membunuh tokoh-tokoh Ikhwan dan memenjarakan ratusan orang Ikhwan.

Bila kita pelajari dengan seksama sejarah Islam di Mesir, maka yang intoleran atau zalim sebenarnya pemerintah Mesir (kini Presiden as Sisi), bukan gerakan Ikhwanul Muslimin. Ikhwan adalah korban kezaliman pemerintah Mesir.

Seperti diketahui, Ikhwanul Muslimin didirikan Imam Hasan al Bana di Mesir pada 1928. Al Bana mendirikan Ikhwan dengan tekad untuk menjadikan Mesir sebagai Negara Islam dan memakmurkan rakyatnya. Akhlak Hasan al Bana dikenal rakyat Mesir mulia. Ia sejak kecil dididik ayahnya dengan pendidikan Islam yang baik dan menjadi akhirnya pemuda Islam yang hebat. Ia hafal A-Qur’an, menguasai ilmu-ilmu keislaman, mempunyai jiwa kepemimpinan dan kemampuan retorika yang menawan. Ulama besar ini bila ceramah di Mesir yang hadir ribuan orang dan banyak diantaranya ulama.

Dengan kepemimpinan dan akhlak mulia al Bana yang menawan ini, menjadikan gerakan Ikhwan berkembang dengan cepat. Ceramah-ceramah dan tulisan al Bana tersebar luas dan menjadi panduan gerakan. Al Bana memang menjadikan Ikhwan bertujuan untuk membentuk peradaban Islam, bukan hanya mengurusi ibadah semata. Maka pendiri Ikhwan ini membahas Islam sebagai solusi bagi semua masalah kehidupan, baik politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.

Mesir saat itu, menjadikan raja dan petinggi di Mesir saat itu dengki dengan sang Imam. Tahun 1948 Hasan al Bana dibunuh tentara-tentara kerajaan di mobilnya, tanpa alasan yang jelas.

Pelanjut keilmuan al Bana, Sayid Qutb juga mengalami nasib yang sama, menjadi syahid. Qutb yang buku-bukunya senantiasa best seller dan retorikanya menawan di Mesir saat itu, akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh kawannya sendiri Gamal Abdul Nasser (1966).

Ulama besar ini menulis lebih dari 25 kitab yang bermutu. Banyak kitab-kitabnya yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Di tanah air, kitabnya yang terkenal adalah Maalim fit Thariq (Petunjuk Jalan) dan Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Entah BNPT paham sejarah Islam, khususnya sejarah Ikhwanul Muslimin di Mesir atau tidak, saya tidak tahu. Tapi memasukkan Ikhwan dalam kelompok intoleran adalah ngawur atau keliru.

Seperti diketahui selama ini, Ikhwan membolehkan ‘cabang-cabangnya’ di seluruh dunia untuk masuk dalam parlemen. Di berbagai negara, Ikhwan mendirikan partai Islam dan ikut dalam proses demokrasi di negara itu (pemilu). Ikhwan tidak membolehkan anggota-anggotanya meraih kekuasaan dengan jalan kudeta (kekerasan). Kekerasan fisik hanya dibolehkan bila musuh-musuh Islam juga melakukan kekerasan fisik kepada kelompok Ikhwan (tindakan balasan). Seperti tindakan balasan yang dilakukan kelompok Ikhwan (Hamas) terhadap aksi-aksi keji Israel.

Kini pemikiran tokoh-tokoh Ikhwan telah menyebar di lebih 70 negara. Buku-buku karya Hasan al Bana, Sayid Qutb, Yusuf Qardhawi dan lain-lain mudah didapatkan di tanah air. Tapi jangan harap mudah mendapatkan buku-buku itu di Mesir. Pemerintah Mesir resmi melarang buku-buku bermutu itu beredar di masyarakat.

Seorang mahasiswa Universitas al Azhar cerita kepada penulis, bagaimana sulitnya mendapatkan buku-buku karya tokoh-tokoh Ikhwan. Polisi Mesir kadang melakukan razia kepada mahasiswa-mahasiswa yang menyimpan buku-buku Ikhwan. Bila ada yang menyimpannya dan ketahuan, maka mahasiswa itu akan digelandang ke markas polisi untuk diinterogasi.

Maka toko-toko buku di Mesir suka menyembunyikan buku-buku Ikhwan. Buku-buku yang dilarang polisi itu ditaruh dalam rak yang tersembunyi. Bila ada mahasiswa atau masyarakat yang bertanya, baru buku itu dikeluarkan dari raknya. Selain buku-bukunya dilarang beredar, aktivis-aktivis mahasiswa Ikhwan di berbagai perguruan tinggi juga banyak yang ditangkap.

Melihat fenomena kehidupan dan politik di Mesir yang pengap itu, menjadikan Mesir sampai kini tidak menjadi negara yang maju. Pemerintah Mesir melawan kehendak fitrah masyarakatnya sendiri.

Begitulah sistem pemerintahan otoriter yang dijalankan oleh Presiden as Sisi. Jadi yang intoleran pemerintah Mesir atau Ikhwanul Muslimin?

Mudah-mudahan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera –yang merupakan ‘jelmaan’ Ikhwanul Muslimin di Indonesia- tidak mendiamkan masalah ini. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Penulis Buku “Sayid Qutb, Biografi dan Kejernihan Pemikirannya”

Foto; Pendukung Ikhwanul Muslimin di Mesir

Sumber: suaraislam.id

Tidak ada komentar