Ada Gerhana Bulan Total, Ini Tatacara Sholat Gerhana
Rabu, 26 Mei 2021
Faktakini.info
Bismillah..
GERHANA BULAN TOTAL (GBT)
Insya Allah akan terjadi pd hari Rabu, 26 Mei 2021 dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, dgn keterangan waktu sebagai berikut:
Awal umbra (U1) 16:44:56 WIB
Awal Total (U2) 18:11:23 WIB
Tengah gerhana (Max) 18:18:41 WIB
Akhir Total (U3) 18:25:59 WIB
Akhir Umbra (U4) 19:52:26 WIB
"Sesungguhnya Matahari dan bulan adalah dua tanda² kekuasaan Allah. Gerhana ini tdk terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang, jika melihat Gerhana tersebut maka berdo'alah kpd Allah' Bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah".
(HR. Bukhori No: 1044).
Tata Cara Shalat Gerhana
Oleh
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Bagaimana tata cara shalat gerhana?
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim no. 901)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Ringkasnya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-, urutannya sebagai berikut.
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)
Semoga bermanfaat.
#copas
...
*** *INFO GERHANA BULAN TOTAL REMINDER* ***
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044).
*RABU, 26 MEI 2021 (MALAM KAMIS)/ 14~15 SYAWWAL 1442 H*
akan terjadi *Gerhana Bulan Total* dapat diamati di seluruh wilayah .
*16:44:57 WIB* : Masuk Fase Umbra 1 (U1).
Mulai Mempersiapkan Takbir dengan Syari’at Mengumandangkan Gema Takbir Gerhana (karena bayangan inti mulai masuk: Awal Umbra).
*18:11:25 WIB* : Masuk Fase Umbra 2 (U2).
Setelah Maghrib Melanjutkan Gema Takbir Gerhana dan Dapat Memulai Salat Gerhana (KhusyufilQamar) berjama’ah untuk wilayah masing-masing dan sekitarnya secara serentak (karena Bulan akan mengalami kegelapan dalam keadaan tertutup total berwarna merah).
*18:25:56 WIB* : Masuk Fase Umbra 3 (U3).
Khutbah Gerhana - Tema bahwa Gerhana Bulan Total merupakan Kebesaran dan Kekuasaan Allah,- dapat disampaikan pula syari’at dan hakikat gerhana pada zaman Nabi.
*19:55:22 WIB* : Masuk Fase Umbra 4 (U4).
Melanjutkan Gema Takbir hingga Bulan terbuka kembali bersinar secara sempurna yang berakhir pada pukul 20:49:41 WIB.
*20:49:41 WIB* : Akhir Fase Samar-samar (P4).
Untuk itu, kepada seluruh Kaum Muslimin wal Muslimat dihimbau untuk :
*1. Memperbanyak Takbir, Tahlil, Istighfar dengan syari’at mengumandangkan Gema Takbir membesarkan Asma Allah.*
*2. Menyeru Salat berjama'ah*
*3. Solat Gerhana Bulan*
(solat Khusyufil Qamar) dgn 2 rokaat, *setiap rokaat 2 kali ruku, 2 kali baca Al-Fatihah dan Surah Pilihan, dan 2 kali sujud*.
*4. Khotib berkhutbah gerhana*
Dengan Tema Gerhana sebagai Kebesaran dan Kekuasaan Allah.
*5. Memperbanyak Takbir, Tahlil, Tahmid, dan Istighfar hingga akhir gerhana*.
*6. Mengumpulkan dan membagikan Sodaqoh*.
*7. Seusai Khutbah/Solat Gerhana, Gema Takbir dapat dilanjutkan kembali hingga Akhir Gerhana.*
*8. Bersyukur kepada Allah*
setelah Bulan kembali terbuka .
Sumber: Info Hisab Rukyat, Almanak Islam/Kalender Hijriyah 1442/2021
Tidak ada komentar