Selalu Beda Dengan Umat Islam Umumnya, Jamaah Ini Putuskan Puasa Ramadhan Hari Minggu
"Jadi kami sampaikan berdasarkan musyawarah besok mulai puasa dengan niat menyambut ramadhan," ujar Pimpinan Jamaah An-Nadzir Samiruddin Pademmui, kepada detikcom, Sabtu (10/4/2021).
Untuk diketahui, Jemaah An-Nadzir adalah kelompok yang jemaahnya sebagian besar bermukim di Kelurahan Mawang, Kecamatan Somba Opu, Gowa. Kelompok tersebut setidaknya punya jemaah 100 KK atau 400 orang anggota dewasa dan anak-anak.
Baca Juga : Tips Lancar Jalani Puasa Ramadhan Dari Dr. Adib Rizvi Specialis Ginjal
Samiruddin menjelaskan, pada Minggu (11/4) besok sudah mulai memasuki ramadhan tapi belum sempurna. Untuk hitungan sempurna 1 ramadhan disebut Samiruddin baru jatuh pada Senin (12/4) mendatang.
Meski 1 ramadhan baru jatuh pada Senin pekan depan, jemaah An-Nadzir sudah akan melakukan puasa dalam rangka menyambut bulan suci.
"Kebiasaan kita, ada istilah menyambut ramadhan, artinya dalam keadaan berpuasa ramadhan masuk. Tapi hitungan sempurna 1 ramadhan itu hari Senin," imbuh Samiruddin.
An-Nadzir sendiri memiliki sejumlah metode dalam menentukan apakah ramadhan sudah masuk atau belum. Salah satunya dengan cara melakukan pemantauan akhir bulan, yakni sejak tanggal 27, 28, dan 29 bulan berjalan.
Baca Juga : Ke Istimewaan Bulan Ramadhan, Hingga Malaikat Ikut Mendoakan
Pada akhir bulan, kata Samiruddin, timnya akan memantau apakah terbitnya bulan sudah masuk fajar shadiq atau masih fajar kadzib.
"Jadi tadi subuh itu kita pantau terbitnya bulan masih fajar kadzib, itu pukul 04.00 Wita lewat tadi itu. Terus besok (Minggu, 12/4) pukul 05.00 Wita lewat itu terbitnya bulan sudah masuk fajar shadiq sehingga perjalanan bulan kita berdasarkan pengalaman kita sudah terjadi perpisahan bulan," jelas Samiruddin.
"Perpisahan bulan itu maksudnya sudah masuk bulan baru (ramadhan). Itulah yang tadi kita maksud berpuasa dalam menyambut ramadhan. Itu artinya kita dalam keadaan berpuasa, baru ramadhan masuk," imbuhnya.
Selain mengamati bulan, Jemaah An-Nadzir juga menggunakan fenomena alam sebagai caranya melihat apakah sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Fenomena alam bagi jemaah An- Nadzir juga disebut sebagai tanda terakhir terjadinya pergantian bulan, yakni ketika air laut sudah mengalami pasang kondak.
"Pasang kondak adalah pasang puncak dan tertinggi air laut yang terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi akibat antara bumi, bulan dan matahari berada pada posisi sejajar dalam bentuk horisontal. Pada saat terjadi pasang kondak air laut, berarti pergantian bulan telah terjadi," jelasnya.
Baca Juga : Hikmah Besar Puasa Di Bulan Suci Ramadhan Bagi Umat Muslim
Selain di Gowa, An-Nadzir juga disebut memiliki jemaah di beberapa daerah lainnya di Sulsel, dan beberapa juga menetap di Provinsi lain di Indonesia.
"Kalau yang mukim di Pondok Perkampungan Mukmin An-Nadzir sekitar 100 KK dengan jumlah jiwa sekitar 400 an orang dewasa dan anak anak. Namun banyak juga jemaah yang tinggal di luar Pondok, seperti di Makassar, Maros dan Takalar. Ada juga di Kota Palopo dan Bone," kata Samiruddin.
"Itu yang khusus Sulawesi, di luar Sulawesi juga ada, seperti di Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Batam, Medan, Dumai dan daerah lainnya. Kalau mau di jumlah seluruh Indonesia sudah ribuan," imbuhnya.
Baca Juga :
> MUI Marah Terkait Jadwal Pengajian Ramadhan Yang Terkesan Diskriminasi
> Dr. H. Abdul Chair: Surat Dakwaan Perkara IBHRS Layak Dinyatakan Batal Demi Hukum
> Dituding Cemarkan Pemerintahan Jokowi, SBY Dan AHY Dilaporkan Ke Polisi
Post Comment
Tidak ada komentar