Breaking News

FPI Sudah Bubar, Perbuatan Eks Anggota Bukan Tanggung Jawab Eks Organisasinya

Brotherhood - Jakarta. Front Pembela Islam (FPI) secara resmi sudah dinyatakan bubar pada hari Rabu 30 Desember 2021.

"Pemerintah melarang aktivitas FPI dan akan menghentikan setiap kegiatan yang dilakukan FPI karena FPI tidak lagi mempunyai legal standing baik sebagai ormas maupun sebagai organisasi biasa," ucap Mahfud MD dalam keterangan persnya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (30/12/2020).

Seluruh jajaran pengurus eks FPI pun sudah menerima pembubaran itu. 

Baca Juga : Fitnah Besar Bertebaran Mengiringi Persidangan Habib Rizieq Syihab

Sebagai organisasi yang sudah bubar, sudah tidak ada lagi, tentu apapun yang dilakukan oleh mantan anggota nya, tidak bisa lagi disangkut pautkan dengan organisasi atau lebih tepatnya bekas organisasi nya dulu. 

Andai eks anggota FPI kemudian ada yang bergabung menjadi anggota parpol PDIP, menjadi anggota BIN, menjadi anggota berbagai organisasi atau 

bahkan menjadi pengkhianat bangsa direkrut menjadi anggota Intelijen China sekalipun, itu tentu bukan urusan dan tanggung jawab FPI (Front Pembela Islam) lagi, karena FPI sudah dinyatakan bubar oleh pemerintah. Jadi itu tanggung jawab individu yang bersangkutan. 

Baca Juga : Aziz Yanuar: Mengapa Tersangka Pembunuh Tidak Ditahan, Tersangka Prokes Ditahan ?

Karena itu sungguh lucu bila beberapa bulan setelah FPI dinyatakan bubar, kini muncul pengakuan-pengakuan dari beberapa orang yang mengaku anggota FPI atau simpatisan FPI, dan kemudian berusaha dikait-kaitkan dengan FPI, Habib Rizieq dan terorisme. 

Padahal Front Pembela Islam (FPI) tidak pernah mendukung aksi terorisme, dan hal itu sudah ditegaskan berkali-kali oleh Habib Rizieq Shihab. 

Habib Rizieq pun sudah lama mengungkapkan operasi penjebakan Sofyan Tsauri anggota Brimob yang telah menjebak Ustadz Abubakar Ba'asyir dan aktivis FPI. Kini Sofyan Tsauri jilid II, III dst terus dilepas oleh majikannya, mereka bertebaran mencari mangsa. 

Pakar terorisme Sidney Jones dalam sebuah wawancara bahkan sampai tak kuasa menahan tawa saat ia menyatakan pemerintah Indonesia sangat terobsesi untuk mengkait-kaitkan FPI dengan aksi terorisme. 

Baca Juga : Ternyata Hingga Kini Polisi Penembak Laskar FPI Belum Ditahan

Sungguh lucu bila seorang Brigadir Syahputra seorang anggota Polri aktif telah terbukti menjadi komandan pasukan teroris ISIS di Suriah dan Irak, namun institusi Polri nya tak mau disalahkan dan tak mau disebut terlibat mendukung ISIS, sementara ketika ada "mantan' anggota "eks" FPI diduga terlibat terorisme, maka FPI nya yang mau disalahkan. 

Sungguh standar ganda orang pandir dan dungu.

Sejak lama operasi intelijen untuk melakukan pembusukan terhadap umat Islam memang sudah dilakukan. 

Pada era Orde Baru, Dalam buku berjudul Hegemoni Rezim Intelijen: Sisi Gelap Peradilan Komando Jihad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menyebut perjuangan Soekarmadji Maridjan Kartosuwiryo yang mencita-citakan syariat Islam di Indonesia sebenarnya telah selesai pada 1962. Namun kelompok itu dihidupkan kembali oleh intelijen dalam wujud Komando Jihad. Lantas kelompok tersebut dihancurkan kembali untuk memenangkan Golongan Karya pada 1971.

Baca Juga : FPI Bongkar Jejak Terduga Teroris Husen Al Hasny Sudah Dipecat Sejak 2017

Era Orba elah lama berlalu, namun di era  Orson atau Orde Sontoloyo, operasi Intelijen untuk memperalat, merekayasa dan memfitnah umat Islam justru makin menggila.

 

Baca Berita Lain :

Sangat Menohok, Tokoh Katolik Aloysius Hartono Komentari Tudingan Terorisasi Pada FPI

HRS Dan FPI Adalah TERORIS ? Pengakuan Jujur Dari Habib Rizieq Syihab

Ahli Hukum Pidana Menilai Perkara Habib Rizieq Syihab Tidak Boleh Diproses Lagi

Tidak ada komentar