Breaking News

Pilpres 2024 Pertarungan Kubu Komunis Dan Kapitalis Semakin Memanas

Brothehood - Jakarta. SBY dan Luhut Binsar P mulai tahun 2005 - 2014 dibawah "bandar" CIA mati matian menjadikan Jokowi sbg RI 1. Tetapi setelah berhasil (krn Jkw  statusnya cuma "petugas partai") akhirnya sama "boss partai" dibelokkan kiblatnya ke RRC (krn Ideologi boss partai sesuai riwayat memang memiliki chemistry dng China). Artinya kubu Kapitalis saat itu di "telikung" oleh kubu Sosialis/Komunis.

Namun berbeda dng SBY, Luhut Binsar mengalir saja mengikuti arus Ideologi yang rencananya ke "kanan" akhirnya berbelok ke "kiri"  mengikuti ideologi boss partai pengusung Jkw itu.

Sehingga meskipun sehari setelah kemenangan Jkw , Luhut sempat lapor ke Washington, namun selanjutnya dikesempatan yang lain dia langsung  belok "kiri" melapor ke Jien Ping di Beijing. Disinilah karakter "pragmatisme" Luhut itu. Ideologi ngikut saja apa kata "bandar" ! 

Baca Juga : Hersubeno Arief: PDIP Akan Menjadi Partai Tunggal

Dengan  demikian Luhut sudah menanam "saham" politik yang sangat besar  ke Jokowi yang "priyayi" Solo ini. Perlu diketahui, karakter orang Jawa khususnya Solo, dia tdk bisa menolak permintaan orang yang telah "berjasa" kepadanya. Sehingga terlihat secara kasat mata kalau saat ini "the real President" itu Luhut Binsar . Jokowi ngikut saja apa kemauan Luhut.

Sedangkan mengapa Luhut bisa memiliki "bargaining position" yang kuat thd Jokowi, kalau diceritakan, cukup panjang ! Tetapi intinya krn Luhut saat itu "dipakai" CIA mulai saat untk menjatuhkan  Orba (sbg ABRI Merah anak buah Benny Murdani), dan kemudian  CIA ada program di Solo pada 2005  dlm rangka penangkapan Abu Bakar Baasyir. Maka disitulah riwayat pencapresan Jokowi dimulai. Dan Luhut dapat job dari CIA untuk "nempel" teruss JKW mulai sbg Solo 1 - DKI 1 - RI 1. 

Dari narasi diatas terlihat ada riwayat "pecah kongsi" antara Luhut dng SBY (sebagai Tim sukses Jokowi for RI 1 yang dibentuk CIA tahun 2005) , karena Jokowi "belok kiri" pada awal 2015 ( harusnya ke AS tapi berubah ke China atas arahan Megawati). Dan disinilah AS melihat SBY tetap konsisten sbg loyalisnya,  sedangkan Luhut dimata AS sudah dianggap berkhianat ke blok Komunis (lawan bebuyutannya) !

Baca Juga: Pendiri Partai Demokrat Sindir AHY Gunakan Jurus Mabok Hadapi KLB

KUDETA DEMOKRAT

Nah, disini terlihat "benang merah" antara latar belakang cerita diatas dengan terjadinya "kudeta" AHY Ketum Demokrat yang umum belum tahu ! Yaitu terjadinya kemungkinan balas dendam CIA ke Luhut karena telah dianggap ikut andil membelokkan arah Ideologi JKW yang implikasinya sangat besar dan sangat merugikan kepentingan AS.

Dan sesuai informasi,  AS telah "merestui" AHY dalam Pencapresan 2024 dng dukungan Demokrat dan PKS serta elemen Islam Ideologis ! Yang semuanya sangat potensial bagi CIA untuk diolah sbg "row material" bagi penerapan strategi "Machtsvorming" dst guna memenangkan AHY di 2024 sekaligus merebut posisi "geostrategis" Indonesia dalam pertarungan "Laut China Selatan" yang semakin menantang !

Nah, itu semua kalau terjadi maka "kiamat" lah nasib Luhut Binsar Panjaitan beserta kekuatan kiri lainnya !

Maka untuk "membuyar" kan rencana CIA diatas di "kudeta" lah AHY dengan suruhan Moeldoko sebagai "proxy" nya ! 

KESIMPULAN :

Kalau dirunut ternyata gonjang ganjing Demokrat itu dibelakang nya ada "pertarungan" yang dasyat antara Kekuatan Komunis dan Kekuatan Kapitalis dalam "event" PILPRES  2024 nanti !


JAKARTA, 11 MARET 2021.

Sumber : Cawang 21

PERTARUNGAN KUBU KOMUNIS DAN KAPITALIS DI 2024 !

Oleh : Ahmad Daryoko

Koordinator INVEST.

 

Tidak ada komentar