Virus China & Gagapnya Presiden Jokowi, Pertanda Apa ?
SWARAKYAT.COM - Komite Etik (KE) KPK, pertama kali (2013) mengundang seorang psikolog untuk mengikuti proses pemeriksaan salah seorang komisioner yang diduga melanggar Kode Etik.
Tugasnya hanya memerhatikan bahasa tubuh terperiksa ketika diperiksa KE. Keterangan psikolog ini merupakan salah satu masukan bagi KE dalam memutuskan, apakah terperiksa bersalah atau tidak.
Memerhatikan pidato presiden yang memarahi bawahannya, terkenang kembali proses pemeriksaan KE KPK, tujuh tahun lepas.
Keterangan psikolog waktu itu yang masih diingat, seseorang bersalah atau tidak, jujur maupun dusta dapat diketahui dari bahasa tubuh. Ia meliputi ekspresi wajah, gerakan mata dan bibir, gestur, posisi tangan dan kaki, serta postur tubuh.
Pakar lain juga mengatakan, ‘gagap’ merupakan indikator lain atas kebohongan seseorang.
Gagap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kelainan bicara berupa pengulangan konsonan dan suku kata secara spasmodis, disebabkan oleh gangguan psikofisiologis.
Ternyata, dalam pidatonya, presiden beberapa kali mengulang perkataan yang sama seperti, extra ordinary, Perppu, pembubaran lembaga dan reshuffle.
Beliau juga menyinggung taruhan karier politiknya. Psikolog mengatakan, dalam batin Jokowi, berkecamuk tiga masalah: pembubaran Satgas Covid 19, reshuffle kabinet atau lengser.
Apalagi - masih menurut para pakar - gagap lebih banyak terjadi di pria. Nah, semua pejabat yang bicara tentang virus china adalah laki-laki, mulai dari presiden, wakil presiden, Menko, Menteri, sampai Satgas.
Oleh:
Abdullah Hehamahua (Mantan Ketua KPK RI)
Post Comment
Tidak ada komentar