Breaking News

Mas Nadiem Sadar Nggak, Kalau NU Muhammadiyah Keluar Itu Berarti Problem Besar

SWARAKYAT.COM
- Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelontor dana milyaran rupiah untuk Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation dikecam banyak pihak.

 

Kedua perusahaan itu masuk ke dalam daftar penerima dana Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.

 

Hal itu membuat dua ormas Islam besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memutuskan angkat kaki dari POP.

 

Kedua ormas tersebut menilai, POP sudah tidak jelas.

 

Demikian disampaikan mantan Sekjen PKB Abdul Kadir Karding kepada RMOL, Jumat (24/7/2020).


“Saya kira itu satu benang kusut yang harus diurai oleh Nadiem. Kalau tidak, maka saya kira kalau NU dan Muhammadiyah mundur itu problem besar untuk program ini,” ujarnya.

 

Bukan hanya beberapa tahun, tapi sudah berlangsung selama ratusan tahun dan ikut menjadi sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

 

“Karena kalau mau jujur, kalau mau baca sejarah dan fakta hari ini, pendidikan di Indonesia ini selain digerakkan oleh negara, sektor kultur dan swasta itu Muhammadiyah dan NU, yang lain ada tapi tidak terlalu besar,” tegasnya.

 

Untuk itu, menurutnya, bos Gojek itu harus berfikir ulang jika ingin meminang Sampoerna dan Tanoto.

 

“Jadi saya kira harus dipikirkan kembali harus ada dialog kembali lah,” sambungnya.


Selain itu, Karding juga mendesak Nadiem agar mencabut dua CSR besar itu.

 

Menurutnya, seharusnya Sampoerna dan Tanoto yang menyumbang untuk pendidikan Indonesia bukan malah negara yang memberikan mereka fasilitas.

 

“Kalau saya sih cabut saja bantuan pada perusahaan besar itu,” ujarnya.

 

Karding juga menyebut bahwa semestinya kedua perusahaan itulah yang ikut membantu negara.

 

“Untuk apa? Enggak ada gunanya. Mereka yang harus bantu kita dong, saya kira gitu,” tutupnya.

 

Tak kalah keras, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bahkan mengecam keputusan Nadiem itu.

 

Cak Imin pun mengingatkan Nadiem agar jangan sekali-kali meninggalkan NU dan Muhammadiyah lewat kebijakan nyelenehnya.

 

Gus Ami -sapaan barunya- meminta Nadiem untuk tidak melupakan sejarah.

 

Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan, peran NU dan Muhammadiyah dalam perjalanan pendidikan bangsa sangatlah vital.


“Tadi saya protes kepada Mendikbud tolong jangan pernah melupakan sejarah peran NU dalam pendidikan dalam pencerdasan kehidupan masyarakat bangsa dan negara termasuk Muhammadiyah,” ujar Cak Imin saat pidato perayaan Hari Lahir ke 22 tahun PKB, Kamis (23/7).

 

Pria yang karib disapa Cak Imin ini mengatakan, NU dan pesantren punya peran, yang luar biasa bagi bangsa Indonesia termasuk Muhammadiyah.


Sehingga dia meminta agar Nadiem jangan pernah berpikir untuk tidak melibatkan NU dan Muhammadiyah dalam pendidikan.

 

“Jadi apapun kebijakannya jangan sampai pernah tidak melibatkan NU dan termasuk Muhammadiyah, kalau enggak kualat itu minimal kalau terjadi,” tandasnya.

Tidak ada komentar