Breaking News

Warga Tiga Desa di Deli Serdang Protes Pembangunan Perumahaan PTPN II


DEMOKRASI.CO.ID - Ratusan warga dari Desa Simalingkar A, Desa Durin Tonggal dan Desa Namo Bintang berunjuk rasa di depan kantor PTPN II di Desa Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, Selasa (29/10). Warga dari tiga desa itu memprotes pembangunan perumahaan oleh PTPN II bersama PT Perumnas di atas lahan yang telah lama dikuasai warga.

Menurut warga, lahan seluas 854,26 di kawasan itu hingga kini masih bersengketa hingga tahap kasasi di MA. Tarik menarik antara warga dengan PTPN terkait lahan itu mencuat setelah dikeluarkannya sertifikat HGU nomor 171 untuk PTPN. Warga sendiri mengklaim tanah itu sudah jadi milik mereka dan telah dikelola selama puluhan tahun.

PTPN II sendiri, bermodal HGU 171 itu, bekerja sama dengan PT Perumnas untuk membangun perumahaan di lahan itu. Langkah ini mendapat protes keras dari masyarakat. Warga merasa terusir dari tanah mereka sendiri.

�Kami desak pemerintah segera menyelesaikan masalah ini,� kata salah seorang warga, Alpen Kaban.

Mereka menuntut agar lahan itu segera dikembalikan ke warga. Mereka juga tak mau menerima atau tak mengakui tali asih atau ganti rugi yang akan diberikan PTPN II dan Perumnas sebagai dampak pelaksanaan proyek itu.

Mereka juga meminta agar PTPN segera mencabut hak konsesi atas tanah tersebut karena bersinggungan langsung dengan lahan masyarakat. �Karena ada sekitar 854,26 hektare lahan masyarakat sejak raja-raja dahulu ulayat Lau Cih.  Pada saat itu dipimpin Raja Joni Purba dan makam raja-raja juga berada di sini,� terang Alpen.

Apabila lahan tetap dibangun oleh PTPN, masyarakat akan menghadang. Pihaknya ingin pemerintah hadir dan sudah menunggu Presiden Jokowi tapi sudah terlalu lama. Selama ini, warga di sana juga mengaku kerap diintimidasi aparat dan preman yang diduga dikirim oleh pihak PTPN.

�Kalau kami bunuh-bunuhan bagaimana. Kalau kami dipotong semua kepala sama pihak PTPN bagaimana keadaan negara ini. Tolonglah Presiden hadir untuk membela kepentingan rakyat. Itu yang paling penting,� tegas Alpen.

Pihak PTPN dan Perumnas sendiri diketahui tengah melakukan seremoni groundbreaking di Kantor Perumnas di Helvetia, pada hari yang sama. Kegiatan inilah yang memantik aksi besar-besaran dari warga.

Warga menuding, ada permufakatan jahat antara PTPN II, Perumnas dan pemerintah yang berupaya merebut lahan yang diklaim warga itu.

Hingga unjuk rasa berakhir, tak satupun perwakilan PTPN II yang menjumpai massa. Begitu juga saat hendak dikonfirmasi wartawan. Hanya ada beberapa petugas keamanan, termasuk tentara dan polisi yang berjaga di sana. (FAR)

Tidak ada komentar