Breaking News

UGM Kehilangan Integritas, UAS Semakin Dicintai Umat

IDTODAY.CO - Menyikapi penolakan rektorat UGM terhadap kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS):

Sangat disayangkan. Kampus yang semestinya terbiasa dengan dialektika dan ramah terhadap perbedaan, tidak dapat ditunjukkan oleh UGM. Sebuah Kampus legend yang menjadi barometer Perguruan Tinggi di Indonesia. Apalagi kegiatannya dilaksanakan di Masjid bukan di ruang kuliah atau aula Kampus. Tentu saja sama sekali tidak ada halangan seorang Ustadz seperti UAS berceramah di Masjid.

Sampai saat ini apa motif dibalik pelarangan atau pembatalan tersebut oleh pihak Rektorat UGM tidak begitu jelas. Disebutkan karena ada tekanan dari alumni. Ini lucu. Masa Kampus bisa disetir oleh alumni. Kecuali alumninya jadi Presiden atau Menteri barangkali bisa di zaman rezim otoriter saat ini. Jika benar, apakah semua alumni UGM menolak UAS?

Sebenarnya ini musibah besar bagi dunia keilmuan. Musibah yang mengerikan tatkala dunia pendidikan diintervensi terlalu dalam oleh kekuasaan. Siapapun dapat menduga bahwa pembatalan itu lebih karena ada pihak yang tidak menginginkan seorang anak bangsa yang kritis terhadap kedzaliman dan tegak berjalan di atas kebenaran dibiarkan bebas begitu saja.

Sangat mungkin narasi besarnya tidak keluar dari agenda politik marginalisasi umat Islam dengan isu radikalisme seperti disuarakan selama ini. Jualan radikalisme ini memapar banyak kalangan termasuk para pejabat di dunia Kampus dan lembaga lembaga pendidikan lainnya. UAS dikategorikan sebagai sosok yang radikal karena berpihak kepada rakyat dan kebenaran.

UGM telah kehilangan integritasnya. Karena ilmu sudah disumbat, sangat boleh jadi ke depan UGM bukan lagi kampus favorit untuk menimba ilmu. Ditinggalkan para penuntut ilmu karena mereka tidak mendapati ilmu di sana tapi penjara akal dan kepribadian.

UAS tidak akan jadi kecil dengan pelarangan itu bahkan semakin dicinta oleh para penuntut ilmu. Biarkan dan dukung UAS sebagai Universitas berjalan yang menjadi mercusuar penuntun anak-anak bangsa ke arah peradaban yang lebih baik. (*)

*Penulis: Wildan Hasan (Ketua MIUMI Kota Bekasi, Pengurus MUI Kota Bekasi Komisi Pengkajian dan Penelitian, Anggota Majelis Tafkir PP Persis, Founder Rumah Baca �Baitul Hikmah� Bekasi)

Tidak ada komentar