Mengungkap Teka Teki Kematian Akbar, Keterangan Keluarga Berbeda Dengan Pihak Kepolisian
Sejumlah kejanggalan di balik meninggalnya Akbar Alamsyah, salah satu korban demo pelajar di sekitar Gedung DPR RI pada 25 September lalu menyisakan teka-teki. Belum ada yang bisa memberikan keterangan rinci mengenai kondisi Akbar hingga ditemukan tak sadarkan diri di depan pagar gedung parlemen.
Baca Juga : Akbar Alamsyah, Remaja Pejuang Demokrasi itu Akhirnya Meninggal Dunia.
Dari pihak keluarga, Ibu Akbar, Rosminah mengaku pertama melihat kondisi anaknya sudah terbaring lemah dan tak sadarkan diri di rumah sakit. begitu memperihatinkan dengan luka-luka lebam di bagian wajah dan kepala yang membesar.
�Saya lihat saja itu dari atas ke bawah mukanya udah enggak menyerupai anak saya sendiri, sampai saya orang tuanya sampai bingung, tapi ada tanda di kaki ada tanda bekas kena knalpot, terus saya �Ya Allah, ini benar anak saya dok?' Langsung saya jatuh di situ, enggak kuat ngelihat anak saya,� ucapnya.
Rosminah menyebutkan, kondisi anaknya begitu memperihatinkan dengan luka-luka lebam di bagian wajah dan kepala yang membesar seperti pasien yang memiliki tumor di kepala yang baru saja selesai menjalani operasi.
Menurut keterangan rumah sakit, Akbar telah menjalani operasi pada bagian kepala lantaran tempurung kepala pecah hingga mengenai bagian syaraf. Di katakan Akbar mengalami kerusakan ginjal akibat pecahnya syaraf pada bagian kepala tersebut.
Berbeda dengan keteragan yang di sampaikan pihak kepolisian yang mengatakan bahwa luka-luka yang dialami Akbar bukan karena pukulan benda tumpul dan bukan korban kekerasan polisi. Pihak kepolisian menduga, Akbar terluka akibat jatuh dari tangga.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kejadian itu bermula dari tanggal 25 September 2019, saat itu unjuk rasa berjalan dengan baik dan lancar. Kemudian, malam hari sekitar jam 19.30 WIB muncul gelombang massa yang tak punya tuntutan langsung melakukan pelemparan kepada petugas.
"Tentunya petugas tetap persuasif baik dilempar dengan batu, kayu, ada batako, dan ada molotov untuk pelemparan," ucapnya.
Akhirnya, polisi melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur dengan menyemprotkan water canon sambil mengimbau massa supaya bubar. Hingga akhirnya, massa yang tidak saling kenal tersebut kocar-kacir untuk menyelamatkan diri. Mereka kabur dengan panik tanpa peduli sekitar.
"Tidak melihat kanan dan kiri, apapun yang didepannya diinjak, ditendang, yang penting bisa menyelamatkan diri," ucap Argo.
Baca Juga : Ceramah Ustadz Abdul Somad Di Batalkan, Takmir Masjid UGM Angkat Suara
Setelah masa kocar kacir kepolisian menangkap para perusuh yang merusak fasilitas umum. Dan saat melakukan penyisiran, anggota Polres Jakarta Barat bernama AKP Rango menemukan seorang laki-laki bernama Akbar Alamsyah sudah terkapar dan luka di trotoar Slipi.
"Kemudian anggota membantu, menolong, seorang laki-laki yang tergeletak di trotoar itu, kita tolong, kita bawa ke Polres Jakarta Barat dengan perusuh yang sudah ditangkap. Kita bawa dengan kendaraan ke Polres Metro Jakbar," tuturnya.
Pagi harinya pukul 07.55 WIB, Akbar dipindah ke RS Pelni, Jakarta Barat. Esoknya, tanggal 27 September, sekitar pukul 18.00 WIB ia dirujuk ke RS Polri, Kramat Jati. Setelah Sekitar 3 hari dirawat, tanggal 30 September Akbar dipindah ke RSPAD Gatot Soebroto hingga beberapa lama.
Baca Juga : Ketua MPR Pastikan Pelantikan Jokowi- Ma'ruf Di Undur, Ini Alasanya
"Pada tanggal 10 Oktober setelah dilakukan perawatan, Akbar dinyatakan meninggal dunia. Kami dari Polri ikut belasungkawa dan berduka cita, semoga arwah diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tandasnya
Dan apapun sebenarnya yang terjadi dengan Akbar, Semua sudah menjadi Kehendak Allah SWT, yang terpenting saat ini kita do'akan semoga Akbar senantiasa mendapatkan yang terbaik di sisi NYa.
Aamiin...


Tidak ada komentar