Kronologis Lengkap Kedatangan ke Istana dan Kasus di KPK, Ini Pengakuan Tetty Paruntu
MEDIAUMAT, JAKARTA � Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Tetty Paruntu sempat membuat heboh dengan kehadirannya di Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2019).
Namanya disebut-sebut akan menduduki salah satu kursi menteri di Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma�ruf.
Akan tetapi, politisi yang diusulkan jadi menteri dari Partai Golkar ternyata tak masuk dalam radar Jokowi.
Tetty mengaku, dirinya mendapat panggilan dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Minggu (20/10) pukul 22.27 WIB via WhatsApp.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara itu tiba di Istana pukul 10.00 WIB.
Sesuai petunjuk Mensesneg, Tetty diminta berkordinasi dengan Kepala Biro Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin untuk mendapat akses masuk Istana.
Setelah menunggu di ruang tamu satu jam lebih, sekitar pukul 11.30 WIB protokol Istana menemuinya.
Dia terlebih dahulu diminta mengisi formulir dan menandarangani �Pakta Integritas� yang berisi beberapa hal.
�Pertama, tidak tersangkut kasus hukum. Kedua, kewarganegaraannya tidak berstatus ganda (dwikewarganegaraan),� katanya dalam wawancara khusus Senin (21/10) malam.
�Itu antara lain. Semua pertanyaannya saya jawab. Dan, tandatangani,� sambungnya.
Setelah itu Tetty pindah tempat menunggu di lounge Istana.
Tidak berapa lama, Mensesneg Pratikno menemuinya. Ia memberitahu Tetty telah menerima sms. Praktikno meminta klarifikasi Tetty pada dua kasus.
Pertama mengenai keterlibatan Tetty dalam kasus Bowo Sidik yang sudah memasuki tahap persidangan di pengadilan Tipikor.
Kasus kedua, mengenai mutasi ASN di kantornya yang mengakibatkan sekdanya dilidik pihak berwajib.
Tetty pun mengklarifikasi langsung di depan Pak Pratikno. Yang pertama, dia bantah terlibat dalam kasus Bowo Sidik.
Politisi yang sangat menjaga penampilannya itu juga menyangkal pernah memberikan uang kepada Bowo Sidik.
�Saya memang tidak melakukan itu,� elak Tetty.
Di sisi lain, Jurubicara KPK Febri Diansyah membeberkan bahwa Teey pernah diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan dan persidangan Bowo Sidik.
KPK memeriksa Tetty dalam proses penyidikan kasus suap Bowo Sidik pada 26 Juni 2019.
Dalam dakwaan KPK, Bowo disebut menerima suap sebesar Rp2,6 miliar dari Tetty atas kerja sama pengangkutan pupuk dan gratifikasi senilai Rp7,7 miliar terkait jabatannya sebagai pimpinan Komisi VI DPR.
�Benar saya pernah diperiksa sebagai saksi. Kesaksian membantah tuduhan memberi uang kepada Bowo. Dalam persidangan Bowo juga tidak menyatakan saya memberi uang. Clear. Selesai,� sanggah mantan pengusaha Alutsista ini.
�Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN, yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul,� katanya.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pun datang. Tapi Tetty membantah Airlangga datang untuk menyuruhnya pulang.
Justru Airlangga membantu menjelaskan mengenai tuduhan itu. Setelah itu Tetty pulang.
Ketika pulang, Tetty tidak melewati jalan yang sama ketika datang ke Istana. Dia pulang lewat samping.
Ini pula yang membuat wartawan makin menyoroti kehadirannya. Ia sedih mengikuti pemberitaan media yang berbagai versi.
�Saya itu diminta datang oleh Pak Pratikno. Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan beliau masuk pukul 22.27 WIB. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang,� cerita Tetty.
Menurut Tetty, dirinya diusulkan resmi oleh Partai Golkar untuk menjadi anggota Kabinet Jokowi-Ma�ruf. Yang mengusulkan namanya tidak lain adalah Airlangga Hartarto.
�Saya diberitahu Pak Ketum di kantor Golkar tiga hari lalu, hari Jumat. Pak Airlangga menyampaikan bahwa Tetty termasuk dari empat nama dari Partai Golkar yang diusulkan menjadi anggota kabinet,�
�Tiga lainnya, Pak Zainuddin Amali, Pak Agus Gumiwang, dan Pak Airlangga sendiri. Saya tidak pernah minta-minta untuk diutus Partai Golkar. Catat itu Bang,� sambung Tetty.
Tetty mengaku tidak kecewa oleh kejadian yang tidak mengenakkan dirinya Senin siang tadi. Baginya, apa yang terbaik buat Presiden Jokowi, akan didukungnya.
�Saya kan bukan orang yang tidak punya pekerjaan,� ujar Tetty yang sebelumnya tergabung dalam tim sukses Gojo, Golkar-Jokowi.
Untuk diketahui, Tetty malah pernah menerima Universal Health Coverage Awards (UHC Award) yang diserahkan oleh Presiden RI Jokowi bulan Mei lalu.
Award itu dipersembahkan Presiden RI kepada para Kepala Daerah yang telah memenuhi kriteria �Terjaminnya Pelayanan Kesehatan dengan Asuransi Kesehatan bagi masyarakat�. Tetty, salah satu penerimanya.
Tidak ada komentar