Jawaban Nendang UAS Saat Dituding Kajiannya Tidak Ilmiah
Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan kajian kepada para jamaah selama dua jam di Universitas Islam Indonesia.
Dia menyinggung mereka yang menganggap bahwa ceramahnya tidak ilmiah. UAS menyebutkan antara Islam dan ilmu pengetahuan tak bisa dipisahkan satu sama lain.
"Siapa bilang ceramah saya tidak ilmiah? Saya tidak bisa karena bukan pada tempatnya. Undang saya ke universitas maka saya akan bicara secara ilmiah," kata UAS di UII Yogyakarta, Sabtu (12/10/2019)
UAS menyebut, dalam Islam, validitas keilmuan itu utama dan sangat penting. Dia menegaskan, ini sudah dipraktikkan dalam seluruh masa perjalanan agama Islam.
"Ini misalnya dalam penyusunan hadis yang harus valid sampai ke nabi. Ini dipraktikkan, misalnya, dipraktikkan oleh KH Hasyim Azhari yang setiap Ramadhan dahulu selalu memberikan kajian tentang hadis. Di sini semua jelas validasi dan rangkaian sanadnya.��
UAS mengaku belajar untuk rendah hati. Dia bahkan datang ke acara tersebut dilandasi untuk belajar bersama, bukan mengisi seminar.
"Pada masa depan melalui integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan di UII akan lahir sosok penerus al-Khawarizmi, Ibnu Rush, Abnu Khaldun, para ahli hadis, dan ulama. Nanti akan lahir orang alim dan arif," kata dia.
Demokrasi, menurut dia, tidak menghalangi kaum Muslimin menjalankan syariah dan nilai ajaran Islam. Nilai Islam bisa diimplementasikan melalui berbagai undang-undang dan aturan hukum, seperti peraturan gubernur, peraturan bupati, peraturan desa, dan lainnya. Contohnya sudah dilakukan di Inggris, di mana nilai syariah Islam dalam ekonomi bisa dijalankan.
"Di sini umat Islam harus menjalankan seluruh nilai agamanya melalui jalur yang konstitusional. Ingat juga, kejayaan Islam akan datang kembali dengan kemajuan ilmu pengetahuan," kata UAS.
Dia menyinggung mereka yang menganggap bahwa ceramahnya tidak ilmiah. UAS menyebutkan antara Islam dan ilmu pengetahuan tak bisa dipisahkan satu sama lain.
"Siapa bilang ceramah saya tidak ilmiah? Saya tidak bisa karena bukan pada tempatnya. Undang saya ke universitas maka saya akan bicara secara ilmiah," kata UAS di UII Yogyakarta, Sabtu (12/10/2019)
UAS menyebut, dalam Islam, validitas keilmuan itu utama dan sangat penting. Dia menegaskan, ini sudah dipraktikkan dalam seluruh masa perjalanan agama Islam.
"Ini misalnya dalam penyusunan hadis yang harus valid sampai ke nabi. Ini dipraktikkan, misalnya, dipraktikkan oleh KH Hasyim Azhari yang setiap Ramadhan dahulu selalu memberikan kajian tentang hadis. Di sini semua jelas validasi dan rangkaian sanadnya.��
UAS mengaku belajar untuk rendah hati. Dia bahkan datang ke acara tersebut dilandasi untuk belajar bersama, bukan mengisi seminar.
"Pada masa depan melalui integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan di UII akan lahir sosok penerus al-Khawarizmi, Ibnu Rush, Abnu Khaldun, para ahli hadis, dan ulama. Nanti akan lahir orang alim dan arif," kata dia.
Demokrasi, menurut dia, tidak menghalangi kaum Muslimin menjalankan syariah dan nilai ajaran Islam. Nilai Islam bisa diimplementasikan melalui berbagai undang-undang dan aturan hukum, seperti peraturan gubernur, peraturan bupati, peraturan desa, dan lainnya. Contohnya sudah dilakukan di Inggris, di mana nilai syariah Islam dalam ekonomi bisa dijalankan.
"Di sini umat Islam harus menjalankan seluruh nilai agamanya melalui jalur yang konstitusional. Ingat juga, kejayaan Islam akan datang kembali dengan kemajuan ilmu pengetahuan," kata UAS.
Tidak ada komentar