Breaking News

Diduga Ditembak TNI, 5 Mayat Ditemukan di Mbua, Papua

IDTODAY.CO - Sebanyak lima jenazah ditemukan di Kampung Iniye, Distrik Mbua, Nduga, Papua. Tiga diantaranya berjenis kelamin perempuan.

Tokoh Pemuda Nduga Samuel Tabuni mengatakan, kelima jenazah ini ditemukan dalam satu lubang yang ditutupi daun-daunan sebelum ditimbun tanah.

Kata dia ang juga merupakan saudara dari korban mengungkapkan pada tanggal 20 September, korban dari Wamena hendak ke Nduga membawa bahan makanan.

Dengan menggunakan mobil Estrada, korban saat itu bersama rombongan pemuda Nduga.

Di Kampung Iniye menurut dia, sejumlah orang memisahkan diri membawa bahan makanan ke kampung masing-masing.

Sedangkan korban bersama rombongan yang tersisa menyimpan bahan makanan yang mereka bawa di Gua Batu di Gunung Kanbobo karena tempat mereka masih jauh dari Kampung Iniye. Korban kemudian menginap di Kampung Iniye.

�Pada tanggal 21, lima orang berniat mengambil bahan makanan yang mereka simpan di Gua Batu. Yang lainnya menyusul kemudian. Saat rombongan lainnya sedang menyusul, terdengar bunyi tembakan sehingga mereka tak berani meneruskan perjalanan mereka ke Gua Batu. Mereka berbalik kembali ke Iniye lalu menelpon saya,� kata Samuel Tabuni seperti melansir jubi.co.id.

Samuel melanjutkan, ia masih belum yakin dengan informasi yang didapatnya dari warga di Kampung Iniye.

Ia kemudian meminta bantuan kepada aparat keamanan untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut. Namun aparat keamanan mengatakan tidak ada laporan mengenai insiden penembakan di Mbua.

�Ini saudara saya yang jadi korban. Sehingga saya terus mencari tahu kebenarannya. Setelah lebih 20 hari, akhirnya terungkap juga bahwa benar kelimanya menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI,� kata Samuel Tabuni.

Ia menyebutkan warga yang menghubungi dirinya mengatakan melihat anggota TNI di sekitar Gua Batu.

Lima orang yang meninggal itu adalah Ibu Yuliana Dronggi (35 tahun), Ibu Jelince Bugi (25 tahun), Ibu Macen Kusumbrue (26 tahun), Tolop Bugi (13 tahun) dan Hardius Bugi (15 tahun).

Kelimanya ditemukan dalam kondisi membusuk dalam satu lubang lalu ditutupi dengan rumput dan daun-daun.

�Jenazah mereka ditemukan oleh sejumlah warga dan JapHAM Pegunungan Tengah yang dipimpin Theo Hesegem,� kata Samuel Tabuni.

Pihak Kodam XVII/Cenderawasih yang dikonfirmasi Jubi mengatakan belum menerima informasi insiden penembakan di Kampung Iniye ini.

�Kita belum terima laporan resmi dari satuan setempat,� jawab Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto kepada Jubi melalui percakapan WhatsApp.

Sejak konflik di Nduga pecah pada awal Desember hingga saat ini, 189 orang telah meninggal dunia karena kelaparan dipengungsian ataupun ditembak oleh anggota TNI dan POLRI. Ribuan warga Nduga telah mengungsi serta 39 gereja dikosongkan.

Rakyat Nduga menurut Samuel Tabuni menuntut penarikan semua pasukan TNI/Polri dari Nduga dan membutuhkan intervensi bantuan kemanusiaan untuk membawa bantuan kemanusiaan, obat-obatan, bahan makanan dan investigasi independen oleh lembaga kemanusiaan Internasional.

Gubernur Papua, Lukas Enembe berharap perlakuan terhadap pengungsi Nduga tidak dibedakan dengan perlakuan pada pengungsi konflik di Wamena.

�Warga Nduga juga warga Negara Indonesia yang harus diperlakukan sama dengan warga lainnya,� kata Gubernur Enembe.

Menurutnya, kasus pengungsian di Nduga merupakan kejadian luar biasa yang berhubungan dengan kemanusiaan.

Gubernur Enembe mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan bupati Kabupaten Jayawijaya dan Lanny Jaya karena sebagian besar pengungsi Nduga berada di dua kabupaten tersebut.

Ia meminta kepala daerah di dua kabupaten tersebut untuk memperhatikan para pengungsi Nduga dengan baik, karena warga yang mengungsi tersebut adalah masyarakat Papua yang perlu perhatian dari pemerintah.[ljc]

Tidak ada komentar