Breaking News

BEM Trisakti akan Buka Dialog dengan Jokowi, Minta Perppu KPK Diterbitkan

IDTODAY.CO - Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Dheatantra Dimas mengatakan BEM Trisakti berencana ingin menemui Presiden Joko Widodo membahas soal Perppu UU KPK. Sebab, Dimas mengatakan tuntutan mahasiswa tetap mendesak Jokowi untuk mengeluarkan Perppu UU KPK.

"Sebenarnya kalau dari teman-teman Trisakti dan universitas sekitar itu kan goal kita satu belum tercapai soal Perppu UU KPK dan perppu itu bersinggungan dengan Presiden Joko Widodo karena beliau yang bisa mengeluarkan perppu pengganti UU KPK. itu yang kita dorong mungkin dalam waktu dekat akan buka dialog dengan istana terkait perppu nanti bersama universitas yang lainnya," kata Dimas saat dihubungi, Selasa (1/10/2019).

Dimas mengatakan rencana bertemu dengan Jokowi kemungkinan dilakukan pada minggu ini. Ia mengatakan pihaknya juga mengultimatum akan mengelar aksi besar-besaran jika tuntutannya tidak direspons baik oleh Jokowi.

"Jika nanti kita juga beri ultimatum juga kalau tidak ada kepastian, kita akan turun aksi besar-besaran lagi jadi. Kita turun ke jalan itu tahu maksudnya apa, kalau yang banyak yang anarkis bukan tujuan dari yang mahasiswa lagi," ujarnya.

Ia menegaskan aksi yang digelar para mahasiswa merupakan aksi damai. Menurutnya, apa yang dilakukan para mahasiswa mewakili aspirasi dari masyarakat.

"Tentu kami aksi damai, kami tegaskan kalau ada anarkis dan pembakaran itu bukan ulah mahasiswa itu mungkin dari masyarakat sipil dan teman yang anarki. Kita kan deklarasi kan aksi damai, jangan sampai masyarakat kecewa dengan mahasiswa. Kan mahasiswa ini kan hak-hak masyarakat dan kita aksi damai," tuturnya.

Untuk itu, Dimas meminta polisi agar tidak bersikap represif saat mengamankan aksi dari mahasiswa. Karena, menurutnya tindakan represif justru akan menambah situasi semakin tegang.

"Kami juga mengecam teman kita yang meninggal ditembak di Kendari. Harapannya polisi tidak melakukan tindakan agresif, harus sesuai dengan perkap. Dan kemudian kita juga ingin dalam menjaga aksi mahasiswa itu tidak represif dengan memukul, kita ingin kan aksi damai, kita ingin dari polisi juga damai jangan sampai kayak kemarin ada gas air mata ke kampus Atma Jaya, polisi masuk kampus kan nggak boleh," sebutnya. [dtk]

Tidak ada komentar