Tinggalkan Kursi Menteri, Bukti Yasonna Laoly Rakus Kekuasaan
BERITA TERKINI - Mundurnya Yasonna H. Laoly dari posisi Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) sebelum akhir masa jabatan karena alasan terpilih sebagai anggota DPR RI menunjukkan ketamakan akan jabatan.
Begitu kata pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti usai mengisi acara diskusi publik bertajuk "Membaca Gerakan Kaum Muda Millenial" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9).
"Alasan beliau (Yasonna mundur) dipilih anggota DPR memperlihatkan seperti rakus akan kekuasaan," kata Ray.
Karena beliau tidak dipilih sebagai anggota kabinet (nanti), lalu dipilih sebagai anggota legislatif. Artinya tetap berkuasa. Itu intinya tuh. Dan itu wajah yang rakus kekuasaan itu," sambungnya.
Ray yang juga aktivis 98' ini justru menyesalkan sikap politikus PDIP itu mundur dari jabatannya sebelum masa kepemimpinannya sebagai Menkumham habis pada Oktober nanti.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa Yasonna tidak beretika sebagai pejabat publik.
"Sangat tidak elok. Dia ini kan orang hukum, bayangan kita dia punya etika yang jauh lebih tinggi," ujar Ray.
Lebih lanjut, Ray menilai dari sisi manapun bahwa mundurnya Yasonna dari jabatannya sebelum habis masa baktinya sebagai Menkumham adalah langkah yang absurd dan tidak masuk akal.
"Dari aspek manapun. Hal itu tidak bisa dipahami langkah beliau ini," demikian Ray.(rmol)
Begitu kata pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti usai mengisi acara diskusi publik bertajuk "Membaca Gerakan Kaum Muda Millenial" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9).
"Alasan beliau (Yasonna mundur) dipilih anggota DPR memperlihatkan seperti rakus akan kekuasaan," kata Ray.
Karena beliau tidak dipilih sebagai anggota kabinet (nanti), lalu dipilih sebagai anggota legislatif. Artinya tetap berkuasa. Itu intinya tuh. Dan itu wajah yang rakus kekuasaan itu," sambungnya.
Ray yang juga aktivis 98' ini justru menyesalkan sikap politikus PDIP itu mundur dari jabatannya sebelum masa kepemimpinannya sebagai Menkumham habis pada Oktober nanti.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa Yasonna tidak beretika sebagai pejabat publik.
"Sangat tidak elok. Dia ini kan orang hukum, bayangan kita dia punya etika yang jauh lebih tinggi," ujar Ray.
Lebih lanjut, Ray menilai dari sisi manapun bahwa mundurnya Yasonna dari jabatannya sebelum habis masa baktinya sebagai Menkumham adalah langkah yang absurd dan tidak masuk akal.
"Dari aspek manapun. Hal itu tidak bisa dipahami langkah beliau ini," demikian Ray.(rmol)
Tidak ada komentar