Breaking News

KENAPA 'IDUNG JOKOWI' DIBUAT PANJANG OLEH TEMPO, MUNGKINKAH KARENA TUKANG BOONG ?


Oleh : Nasrudin Joha 

Tempo membuat ilustrasi gambar Jokowi, dengan bayangan hidungnya terlihat panjang. Secara zahir, tidak ada persoalan dengan gambar. Sebab, gambar utama juga cuma ilustrasi. Sementara, idung panjang hanya ada pada bayangan siluet dari gambar.

Namun, karena konteksnya mengkritik rezim Jokowi terkait pelemahan KPK, PDIP dan chearleders Jokowi di sosial media berang. PDIP sendiri, melalui Sekjennya Hasto menyatakan komplain atas pembingkaian berita tempo.

Kalau kita kembalikan pada substansi kritik, konteks gambar di majalah tempo itu ingin mengkritisi janji Jokowi yang saat kampanye menyatakan akan berkomitmen memperkuat KPK. Diskursusnya, adalah pada wacana revisi UU KPK.

Pemerintah dan DPR mengklaim revisi UU KPK dalam rangka memperkuat KPK. Sementara, para pegiat anti korupsi, komisioner KPK, akademisi hukum dan praktisi hukum, bahkan hingga Nasrudin Joha membuat ulasan terkait substabsi revisi UU KPK yang isinya justru melemahkan KPK. Isu Dewan Pengawas, Izin Penyadapan, Kewenangan Menerbitkan SP3, syarat ketat rekrutmen penyidik diluar jaksa dan polisi, adalah sekelumit substansi yang jika didalami justru memperlemah KPK.

Sementara itu, Presiden dan DPR tak pernah memberi argumentasi terhadap substansi revisi UU KPK. Mereka, hanya berlindung berulang kali berbusa pada narasi 'memperkuat KPK'. Bahkan, Presiden menyatakan tidak tahu substansi materi revisi UU KPK.

Secara prosedur, revisi UU KPK ini juga cacat formil karena tidak dicanangkan dalam program legislasi nasional (prolegnas). Namun, cacat prosedur ini sepertinya akan di bypass oleh DPR dengan merevisi UU No. 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang undangan.

Para akademisi hukum dah praktisi hukum banyak yang menolak rencana revisi UU KPK ini. Undip dan UGM tercatat sebagai lembaga kampus yang ikut menyuarakan penolakan revisi UU KPK.

Realitas substansi yang melemahkan KPK ini yang bertentangan dengan komitmen Jokowi yang akan memperkuat KPK, menjadikan publik tidak keliru menganggap Jokowi ingkar janji. Dalam terminologi lain, ingkar janji sama dengan tukang boong.

Simbol idung panjang mengingatkan kita pada tokoh dongeng pinokio. Pinokoio, idungnya akan memanjang setiap kali dia melakukan kebohongan.

Jika mitos 'boong' akan menyebabkan idung panjang itu nyata, mungkin saja Jokowi saat ini hidungnya telah memiliki panjang ratusan bahkan ribuan kilometer. Sebab, terlalu banyak janji-janji politik Jokowi yang diingkari. 

Mungkin sebab itulah, tempo membuat gambar narasi Jokowi dengan bayangan siluet berhidung panjang. Mestinya, PDIP dan chearleders Jokowi Instrospeksi diri, berkaca atas adanya kritik publik ini. Bukan buruk muka cermin dibelah.

Tak perlu heboh dengan gambar ilustrasi, OPM yang merongrong NKRI saja PDIP adem adem bae, apalagi chearleders Jokowi semua bungkam. Sekarang giliran publik mengkritik Jokowi atas isu revisi UU KPK, PDIP seperti kebakaran jenggot saja. Dewasalah sedikit dalam berpolitik. [].

Tidak ada komentar