Breaking News

Benny Wenda Mengaku Memerintahkan Orang Papua untuk Tidak Mengikuti Upacara 17 Agustus


Jakarta - Benny Wenda, ketua Gerakan United Liberation untuk Papua Barat , mengatakan ia mengeluarkan surat edaran yang berisi instruksi bahwa orang Papua tidak boleh ikut serta dalam upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

"Saya memang mengeluarkan surat edaran beberapa minggu sebelum perayaan kemerdekaan Indonesia. Saya meminta orang Papua untuk tidak berpartisipasi dalam upacara. Tetapi tindakan di Surabaya yang menyebar ke Papua adalah spontan. Orang Papua yang bertindak," kata Benny Wenda, dikutip oleh  Majalah Tempo.

Menurut Benny, insiden itu adalah pijakan menuju kemerdekaan Papua.

"Saya tahu akan datang. Ini adalah saat yang kita tunggu-tunggu. Sentimen (kemerdekaan) telah hidup lama. Rakyat Papua bersatu karena momentum ini," katanya.

Benny mengatakan apa yang terjadi di Papua adalah kolonialisme, di mana ia mengklaim ruang publik terbatas.

"Di mana-mana ada intelijen, militer, polisi. Kami diintimidasi setiap hari. Di Papua, tidak ada ruang demokrasi seperti yang dinikmati oleh pulau-pulau lain. Lebih baik jika kami berpisah dari Indonesia. Kami siap untuk kemerdekaan," katanya.

Fakta bahwa pemerintah telah berusaha mewujudkan keadilan di Papua dengan membangun infrastruktur, kata Benny, bukanlah yang diinginkan masyarakat.

"Kami tidak melihat perkembangan itu bermanfaat bagi rakyat Papua. Yang kami inginkan adalah tidak ada lagi pembunuhan, tidak ada lagi penganiayaan, tidak ada lagi diskriminasi," katanya.

Benny Wenda sekarang tinggal di Oxford, Inggris. Dia dituduh mengerahkan massa untuk membakar kantor polisi pada tahun 2002. Ketua Dewan Konsultasi Masyarakat Koteka melintasi perbatasan ke Papua Nugini sebelum memperoleh suaka politik dari Inggris pada tahun 2003.

Tidak ada komentar