Breaking News

APAKAH FUNGSI BARAKUDA UNTUK MENGGILAS MAHASISWA ?

Oleh : Nasrudin Joha 

Astaghfirullah, apakah korban dua mahasiswa meninggal dalam kondisi tertembak belum cukup membuat polisi menjadi humanis ? Apakah, penanganan pendemo itu diperlakukan seperti musuh ? Tidak diberi kesempatan untuk lari ? Harus dikejar, ditangkap, dalam keadaan hidup atau mati ?

Lagi-lagi, nurani ini terkoyak manakala menyaksikan video seorang peserta aksi dilindas kendaraan barakuda milik polisi. Masa yang terlihat berlari dikejar barakuda, terlihat ada satu peserta demo terjatuh dan dilindas barakuda.

Peristiwa itu terjadi saat unjuk rasa massa di Kota Makassar berlangsung. Lokasi aksi, terjadi di flyover Jalan Raya Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Jumat (27/9/2019) sejak sekitar pukul 18.00 Wita.

Diketahui, orang yang terlindas barakuda bernama Diki Wahyudi, mahasiswa bosowa fakultas hukum bosowa. Demikian, klarifikasi sebuah sumber akun Twitter.

Sampai hari ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian. Entah, argurmentasi apa lagi yang akan disampaikan. 

Selama ini, publik selalu dihadapkan pada dalih yang tidak memuaskan akal, dari ralat pernyataan, alasan psikologi sosial, sedang dalam penyelidikan, dan lain sebagainya. 

Penanganan demonstran terkesan sadis, brutal dan amoral. Sama sekali tak terlihat kesan moral dan keadaban, dari aparat kepolisian dalam menangani demonstrasi. Harapan mendapat polisi yang Promoter, rasanya jauh panggang dari api. Cita berhadapan dengan polisi yang humanis, seperti mimpi saja.

Mahasiswa itu menyampaikan aspirasi, ingin kebaikan bagi negeri ini. Jika ada yang kurang pas, mereka tetap anak kita, masa depan bangsa ini. Apakah tindakan polisi yang represif ingin menghancurkan masa depan bangsa ini ?

Sampai hari ini, polisi belum membuktikan siapa pelaku yang menembak dua Mahasiswa di kendari hingga meninggal. Yang jelas, penambakan itu terjadi dalam aksi demonstrasi yang pengamanannya ada dibawah kendali polisi.

Jika penanganan aksi kemerdekaan menyatakan pendapat dimuka umum disikapi secara represif, jangan salahkan publik jika antipati pada polisi. Padahal, polisi sudah susah payah berkerja menjalankan tugas, tentu tak ingin jika tugas itu justru mendapat cibiran dan cemoohan publik.

Saya beritahu, barakuda itu bukan untuk menggilas mahasiswa. Barakuda, itu bukan untuk mendemontrasikan kesombongan dan represifme aparat. Polisi itu tugasnya melayani, melindungi dan mengayomi. Jangan merubah haluan fungsi, dengan menjadikan polisi sebagai musuh rakyat. [].

Tidak ada komentar