Dinkes Pangkep Mengeluh, Dinkes Sulsel Undang Pendonor Atasi Masalah Ambulance Laut Pangkep
KORANPANGKEP.CO.ID - Carut marut persoalan mahalnya biaya operasional kapal speedboad ambulance laut milik pemerintah kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulsel yang dihibahkan oleh pemerintah provinsi (pemprov) Sulsel pada hari jadi Pangkep bulan februari 2019 lalu yang berakibat tidak digunakan hingga saat ini karena Dinas Kesehatan Pangkep tidak mampu membiayai operasional kapal tersebut, akhirnya menemui titik terang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan merespon cepat keluhan masyarakat Liukang Tanngaya kepulauan terluar dan terjauh Pangkep dan sulsel tersebut, hal ini diungkapkan langsung Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso, menyebutkan pihaknya telah mengundang sejumlah pendonor anggaran dan pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mengatasi persoalan ini.
"Pagi ini kita telah mengundang sejumlah pendonor Anggaran baik dari Forum CSR se Sulawesi Selatan, USAID, dan pengurus IDI Sulsel untuk membicarakan persoalan kesehatan masyarakat yang ada di pulau Liukang Tangaya, semoga persoalan ini akan cepat teratasi" Ungkap Bachtiar Baso.
Namun demikian Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel sempat menyayangkan terlantarnya Ambulance laut akibat tidak digunakan pasca dihibahkan ke pemkab Pangkep, Dia menyebutkan pihaknya tidak mengetahui jika selama ini kapal tersebut hanya menjadi Pajangan disungai Pangkajene depan Rumah Jabatan Bupati Pangkep.
"Saya kira kapal tersebut sudah di gunakan selama ini untuk merujuk dan merawat pasien sesuai peruntukannya padahal dulu kami sudah sarankan untuk sementara Dinkes Pangkep berupaya mencarikan nggaran Operasional dari CSR seperti semen Tonasa untuk biaya operasional, ternyata belum, terimakasih infonya secepatnya kami akan bertindak menyelesaikan persoalan ini" Tandas Kadis Kesehatan Provinsi Sulsel itu.
Bahtiar menambahkan sudah saatnyalah Masyarakat Kepulauan yang selama ini minim fasilitas kesehatan diperhatikan dan menikmati fasilitas kesehatan yang memadai seperti didaratan kabupaten Pangkep, untuk itu pihaknya juga akan segera membangun rumah sakit tipe D di kecamatan Liukang Tangaya agar masalah klasik persoalan pelayanan kesehatan Pangkep dapat segera teratasi.
"Persoalan kesehatan dikepulauan terluar Pangkep tidak cukup diatasi dengan armada ambulance laut saja, tapi harus dilengkapi dengan rumah sakit tipe D dan tenaga kesehatan yang cukup sehingga warga setempat tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh kemakassar atau lombok NTB untuk berobat dengan peralatan dan tenaga medis yang memadai" terangnya.
Sebeumnya diberitakan Kapal Ambulance Laut speed fiber yang dihibahkan Pemrintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulsel, pada hari jadi Pangkep bulan Februari 2019 lalu menimbulkan persoalan baru, pasalnya hingga saat ini Ambulance Laut yang diperuntukan untuk Masyarakat Liukang Tangaya tersebut belum digunakan sama sekali sesuai peruntukannya karena terkendala biaya operasional.
Dari pantauan awak media sejak di hibahkan pada Februari 2019 lalu hingga saat ini, Selasa (11/6/2019) ambulance laut tersebut masih tertambat dan terparkir di sungai Pangkajene depan rumah jabatan Bupati Pangkep Jalan Merdeka kelurahan Tumampua, Kecamatan Pangkajene kabupaten Pangkep.
Munir Idris salah seorang warga Sapuka menuturkan saat ini warga sapuka sangat membutuhkan kehadiran ambulance laut itu, apalagi 10 hari terakhir lebaran idul fitri ini sudah dua orang warga sapuka yang menjadi korban meninggal dunia akibat penyakit stroke dan tidak bisa dirujuk karena tak tersedia kapal yang bisa mengangkut pasien ke rumah sakit dimakassar yang peralatannya lebih lengkap.
"Sudah dua warga yang meninggal karena tidak bisa dirujuk akibat tak ada kapal mengangkut pasien dirujuk kemakassar, warga liukang tangaya seakan hanya diberi harapan katanya bantuan tapi tak bisa dimanfaatkan oleh warga, kalau begini terus pemerintah harus menunggu berapa korban meninggal dunia lagi agar kapal ambulance laut tersebut bisa digunakan." bebernya.
(ADM-KP)
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan merespon cepat keluhan masyarakat Liukang Tanngaya kepulauan terluar dan terjauh Pangkep dan sulsel tersebut, hal ini diungkapkan langsung Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso, menyebutkan pihaknya telah mengundang sejumlah pendonor anggaran dan pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mengatasi persoalan ini.
"Pagi ini kita telah mengundang sejumlah pendonor Anggaran baik dari Forum CSR se Sulawesi Selatan, USAID, dan pengurus IDI Sulsel untuk membicarakan persoalan kesehatan masyarakat yang ada di pulau Liukang Tangaya, semoga persoalan ini akan cepat teratasi" Ungkap Bachtiar Baso.
Namun demikian Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel sempat menyayangkan terlantarnya Ambulance laut akibat tidak digunakan pasca dihibahkan ke pemkab Pangkep, Dia menyebutkan pihaknya tidak mengetahui jika selama ini kapal tersebut hanya menjadi Pajangan disungai Pangkajene depan Rumah Jabatan Bupati Pangkep.
"Saya kira kapal tersebut sudah di gunakan selama ini untuk merujuk dan merawat pasien sesuai peruntukannya padahal dulu kami sudah sarankan untuk sementara Dinkes Pangkep berupaya mencarikan nggaran Operasional dari CSR seperti semen Tonasa untuk biaya operasional, ternyata belum, terimakasih infonya secepatnya kami akan bertindak menyelesaikan persoalan ini" Tandas Kadis Kesehatan Provinsi Sulsel itu.
Bahtiar menambahkan sudah saatnyalah Masyarakat Kepulauan yang selama ini minim fasilitas kesehatan diperhatikan dan menikmati fasilitas kesehatan yang memadai seperti didaratan kabupaten Pangkep, untuk itu pihaknya juga akan segera membangun rumah sakit tipe D di kecamatan Liukang Tangaya agar masalah klasik persoalan pelayanan kesehatan Pangkep dapat segera teratasi.
"Persoalan kesehatan dikepulauan terluar Pangkep tidak cukup diatasi dengan armada ambulance laut saja, tapi harus dilengkapi dengan rumah sakit tipe D dan tenaga kesehatan yang cukup sehingga warga setempat tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh kemakassar atau lombok NTB untuk berobat dengan peralatan dan tenaga medis yang memadai" terangnya.
Sebeumnya diberitakan Kapal Ambulance Laut speed fiber yang dihibahkan Pemrintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulsel, pada hari jadi Pangkep bulan Februari 2019 lalu menimbulkan persoalan baru, pasalnya hingga saat ini Ambulance Laut yang diperuntukan untuk Masyarakat Liukang Tangaya tersebut belum digunakan sama sekali sesuai peruntukannya karena terkendala biaya operasional.
Dari pantauan awak media sejak di hibahkan pada Februari 2019 lalu hingga saat ini, Selasa (11/6/2019) ambulance laut tersebut masih tertambat dan terparkir di sungai Pangkajene depan rumah jabatan Bupati Pangkep Jalan Merdeka kelurahan Tumampua, Kecamatan Pangkajene kabupaten Pangkep.
Munir Idris salah seorang warga Sapuka menuturkan saat ini warga sapuka sangat membutuhkan kehadiran ambulance laut itu, apalagi 10 hari terakhir lebaran idul fitri ini sudah dua orang warga sapuka yang menjadi korban meninggal dunia akibat penyakit stroke dan tidak bisa dirujuk karena tak tersedia kapal yang bisa mengangkut pasien ke rumah sakit dimakassar yang peralatannya lebih lengkap.
"Sudah dua warga yang meninggal karena tidak bisa dirujuk akibat tak ada kapal mengangkut pasien dirujuk kemakassar, warga liukang tangaya seakan hanya diberi harapan katanya bantuan tapi tak bisa dimanfaatkan oleh warga, kalau begini terus pemerintah harus menunggu berapa korban meninggal dunia lagi agar kapal ambulance laut tersebut bisa digunakan." bebernya.
(ADM-KP)
Post Comment
Tidak ada komentar